NOT BY FAITH ALONE: Memahami Doktrin Katolik tentang Iman dan Perbuatan
Sering kali, kita mendengar ungkapan "sola fide" by faith alone beredar dalam diskusi tentang bagaimana memiliki hubungan dengan Tuhan. Tetapi bagi umat Katolik, masalahnya lebih bernuansa. Kita percaya bahwa iman adalah titik awal, tetapi itu bukan seluruh perjalanan. Mengapa kita berpikir seperti ini? Mari selami ajaran Gereja Katolik dan lihat apa yang dikatakan Alkitab dan Katekismus Gereja Katolik tentang masalah ini.
Apa artinya "Iman Saja"?
Konsep "iman doang" berasal dari Reformasi, yang
dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Martin Luther pada abad ke-16. Idenya
adalah bahwa iman kepada Yesus Kristus cukup untuk keselamatan kita, tanpa
perlu perbuatan baik atau mengikuti hukum agama tertentu.
Tapi, Gereja Katolik memiliki perspektif yang berbeda. Mari
kita jelajahi itu.
Peran Iman dalam Ajaran Katolik
Iman mutlak penting. Katekismus Gereja Katolik (CCC)
mengatakan, "Percaya kepada Yesus Kristus dan kepada Dia yang mengutus-Nya
untuk keselamatan kita adalah perlu untuk memperoleh keselamatan itu" (CCC
161). Ini menggemakan apa yang Yesus sendiri katakan: "Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).
Jadi, iman adalah jalan masuk kita ke dalam hubungan dengan
Tuhan. Tapi apakah itu keseluruhan cerita?
Iman Harus Hidup Melalui Perbuatan
Yakobus, saudara Yesus, menulis dalam suratnya, "Apa
gunanya, saudara-saudariku, jika seseorang mengaku memiliki iman tetapi tidak
memiliki perbuatan? Bisakah iman seperti itu menyelamatkan mereka?"
(Yakobus 2:14). Yakobus melanjutkan dengan mengatakan, "Iman dengan
sendirinya, jika tidak disertai dengan tindakan, adalah mati" (Yakobus
2:17).
Menurut Gereja Katolik, tindakan kita—pekerjaan
kita—mengalir secara alami dari iman yang benar kepada Yesus Kristus. CCC
menangkap ini ketika menyatakan, "Iman tanpa perbuatan adalah mati"
(CCC 1815).
Perumpamaan tentang Domba dan Kambing
Yesus membuat poin ini sangat jelas dalam perumpamaan
tentang Domba dan Kambing (Matius 25:31-46). Dalam cerita itu, Yesus memisahkan
orang-orang seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing. Kepada
"domba" yang merawat yang lapar, sakit, dan yang membutuhkan, Dia
berkata, "Marilah, kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku; ambillah warisanmu,
kerajaan yang dipersiapkan bagimu sejak penciptaan dunia" (Matius 25:34).
Intinya adalah bahwa tindakan mereka—perbuatan mereka—menunjukkan iman mereka.
Bukan Check List, Tapi Relasi
Sekarang, penting untuk dipahami bahwa Gereja Katolik tidak
mengatakan Anda mendapatkan jalan ke Surga dengan menandai daftar perbuatan
baik. Itu akan kehilangan intinya. Sebaliknya, perbuatan baik adalah curahan
alami dari hubungan yang penuh kasih dengan Allah.
CCC menyoroti hal ini dengan mengatakan, "Murid Kristus
tidak hanya harus memelihara iman dan hidup di atasnya, tetapi juga
mengakuinya, dengan percaya diri memberikan kesaksian tentang itu, dan
menyebarkannya" (CCC 1816). Iman itu seperti benih yang ditanam di tanah
yang baik; itu tumbuh secara alami dan berbuah (Matius 13:23).
Kasih Karunia: Bahan Bakar di Balik Iman dan Perbuatan
Hubungan iman dan perbuatan ini dimungkinkan oleh kasih
karunia, perkenan Allah yang cuma-cuma dan tidak pantas. Gereja mengajarkan,
"Pembenaran kita berasal dari kasih karunia Allah" (CCC 1996). Dengan
kasih karunia, kita memiliki iman, dan dengan iman, kita dapat melakukan
perbuatan baik yang menyenangkan Tuhan (Efesus 2:8-10).
Sakramen: Saluran Rahmat
Dalam ajaran Katolik, Sakramen seperti Pembaptisan,
Ekaristi, dan Pengakuan Dosa bukan hanya ritual tetapi saluran rahmat Allah.
Mereka membantu mempertahankan dan menumbuhkan iman kita, memeliharanya
sehingga perbuatan baik dapat mengikuti. Menurut CCC, Sakramen-sakramen
"menopang orang Kristen dalam perjalanan iman" (CCC 1210).
Kesimpulan
Doktrin Katolik "Bukan Dengan Iman Saja" bukanlah
penolakan terhadap pentingnya iman melainkan pemahaman yang diperkaya tentang
bagaimana iman dan perbuatan hidup berdampingan dalam hubungan yang berbuah.
Iman membawa kita ke jalan menuju Tuhan, dan karya kasih dan kasih adalah
langkah kaki yang menandai jalan itu.
Dengan terlibat secara mendalam dengan iman dan perbuatan,
yang dipelihara oleh kasih karunia Allah, kita dapat menggenapi apa yang Yesus
katakan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (Matius 22:37), dan
"Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39). Bagi umat
Katolik, kedua perintah ini tidak terpisah tetapi dua sisi dari mata uang yang
sama. Dan koin itu bukan iman saja atau Perbuatan saja tetapi perpaduan yang
harmonis dan penuh kasih karunia dari keduanya.
Katolik memang joss!!
0 komentar:
Posting Komentar