Sampah yang Indah di Pantai Teddy’s
Apa yang ditawarkan alam kepada manusia?
Segalanya! Karena Alam itu satu, benar, baik dan indah.
Kalau kau datang ke kota Kupang, dari mana saja, jangan lupa singgah ke Pantai Teddy’s di kota Kupang. Di sana kau akan menikmati suguhan pemandangan alam nan indah sambil menikmati penganan khas orang kupang: jagung bakar, pisang tagepe, dan masih banyak lagi.
Tempat ini yang pernah menjadi pelabuhan kupang, kini ramai didatangi oleh orang-orang hebat seperti Anda. Orang hebat saya bilang karena mereka adalah orang orang yang mau meluangkan waktu untuk hal sepele seperti menikmati panorama matahari terbenam di ujung pulau semau.
Ada apa dengan matahari yang terbenam? Kau mungkin bertanya, kepadaku. Aku tak sanggup menjawab, alih-alih aku diam dan berharap kau juga ikut diam. Sebab dalam diam ada jawaban. Berhadapan dengan alam kau hanya bisa diam. Diam dan ketahuilah…
Teluk Kupang yang terletak di ujung Barat pulau Timor menjanjikan pemandangan senja yang sangat indah. Keindahannya sulit dihadirkan lewat kata-kata. Maka sekali lagi saya mengundang Anda, singgah dan buang waktu sebentar di pantai bekas pelabuhan Kupang ini. Kau akan kembali dengan membawa sesuatu, mungkin itu kebosanan yang enggan pergi atau sebaliknya kesadaran bahwa kau begitu kecil di hadapan alam, bahwa alam bisa memberi kau apa saja, termasuk keindahan yang semakin dianggap sepele oleh orang-orang materialistik, yang pandangan hidupnya berpusar pada materi: harta dan benda.
Datang dan buktikan sendiri, jangan lupa pesan jagung bakar dan kopi instan, ambil posisi duduk yang nyaman dan nikmatilah saat mentari turun perlahan-lahan ke atas pulau semau untuk selanjutnya berganti menjadi pekat, pertanda datangnya malam.
Pantai Teddy’s ini menurut saya sudah menjamu pengunjung dengan baik. Namun masih ada kekurangan yang perlu dibenahi. Kekurangan tsb antara lain tidak tersedia tempat sampah yang mudah dicapai. Kayaknya para penjaja di sekitar mengumpulkan sampah yang mereka hasilkan (kulit saset kopi instan, tongkol jagung, dll) untuk di bawa pulang.
Kekurangan lainnya ialah di tempat ramai ini tak tersedia toilet. Maklum toilet merupakan fasilitas mewah untuk orang Timor. Atau paling tidak saya tidak menemukan sudut di mana kau harus menggunakan toilet. Bisa jadi untuk keperluan ini orang harus meninggalkan Pantai Teddy’s segera. Kasihan juga! Mari kita berharap semoga pengelolaan Pantai Teddy’s kedepannya semakin ramah pengunjung.
Tapi terlepas dari itu semua, keindahan pemandangan di sekitar pantai ini tak diragukan lagi. Lagipula, meskipun saya tidak menemukan satupun kotak sampah di sekitar saya, tempat duduk saya tetap bersih dan tak ada satupun sampah yang saya temukan. Hebat, tapi akhirnya saya dan Anda akan terbiasa untuk tidak peduli sampah. Ada orang yang mengurus, aku dan kau berpikir seperti itu.
Sekali lagi, selamat datang di Pantai Teddy’s dan satu kebenaran yang tak bisa dipungkiri: orang Kupang belum peduli sampah!
Segalanya! Karena Alam itu satu, benar, baik dan indah.
Kalau kau datang ke kota Kupang, dari mana saja, jangan lupa singgah ke Pantai Teddy’s di kota Kupang. Di sana kau akan menikmati suguhan pemandangan alam nan indah sambil menikmati penganan khas orang kupang: jagung bakar, pisang tagepe, dan masih banyak lagi.
Tempat ini yang pernah menjadi pelabuhan kupang, kini ramai didatangi oleh orang-orang hebat seperti Anda. Orang hebat saya bilang karena mereka adalah orang orang yang mau meluangkan waktu untuk hal sepele seperti menikmati panorama matahari terbenam di ujung pulau semau.
Ada apa dengan matahari yang terbenam? Kau mungkin bertanya, kepadaku. Aku tak sanggup menjawab, alih-alih aku diam dan berharap kau juga ikut diam. Sebab dalam diam ada jawaban. Berhadapan dengan alam kau hanya bisa diam. Diam dan ketahuilah…
Teluk Kupang yang terletak di ujung Barat pulau Timor menjanjikan pemandangan senja yang sangat indah. Keindahannya sulit dihadirkan lewat kata-kata. Maka sekali lagi saya mengundang Anda, singgah dan buang waktu sebentar di pantai bekas pelabuhan Kupang ini. Kau akan kembali dengan membawa sesuatu, mungkin itu kebosanan yang enggan pergi atau sebaliknya kesadaran bahwa kau begitu kecil di hadapan alam, bahwa alam bisa memberi kau apa saja, termasuk keindahan yang semakin dianggap sepele oleh orang-orang materialistik, yang pandangan hidupnya berpusar pada materi: harta dan benda.
Datang dan buktikan sendiri, jangan lupa pesan jagung bakar dan kopi instan, ambil posisi duduk yang nyaman dan nikmatilah saat mentari turun perlahan-lahan ke atas pulau semau untuk selanjutnya berganti menjadi pekat, pertanda datangnya malam.
Pantai Teddy’s ini menurut saya sudah menjamu pengunjung dengan baik. Namun masih ada kekurangan yang perlu dibenahi. Kekurangan tsb antara lain tidak tersedia tempat sampah yang mudah dicapai. Kayaknya para penjaja di sekitar mengumpulkan sampah yang mereka hasilkan (kulit saset kopi instan, tongkol jagung, dll) untuk di bawa pulang.
Kekurangan lainnya ialah di tempat ramai ini tak tersedia toilet. Maklum toilet merupakan fasilitas mewah untuk orang Timor. Atau paling tidak saya tidak menemukan sudut di mana kau harus menggunakan toilet. Bisa jadi untuk keperluan ini orang harus meninggalkan Pantai Teddy’s segera. Kasihan juga! Mari kita berharap semoga pengelolaan Pantai Teddy’s kedepannya semakin ramah pengunjung.
Tapi terlepas dari itu semua, keindahan pemandangan di sekitar pantai ini tak diragukan lagi. Lagipula, meskipun saya tidak menemukan satupun kotak sampah di sekitar saya, tempat duduk saya tetap bersih dan tak ada satupun sampah yang saya temukan. Hebat, tapi akhirnya saya dan Anda akan terbiasa untuk tidak peduli sampah. Ada orang yang mengurus, aku dan kau berpikir seperti itu.
Sekali lagi, selamat datang di Pantai Teddy’s dan satu kebenaran yang tak bisa dipungkiri: orang Kupang belum peduli sampah!
0 komentar:
Posting Komentar