Jika seorang diakon hadir dalam perayaan Ekaristi dia menjalankan tugasnya dengan mengenakan pakaian resmi (stola dan dalmatik). Hal-hal yang dilakukan diakon antara lain:
1. Membantu imam dan berada di samping imam selama perarakan masuk (kecuali kalau dia membawa Evangeliarium maka dia mendahului imam.
2. Melayani piala atau buku Misale pada altar
3. Membaca Injil dan, jika diminta imam selebran, memberi homili (PUMR. 55)
4. Memberikan arahan kepada umat dan membacakan intensi doa umat
5. Membantu imam selebran dalam membagikan komuni, secara khusus sebagai pelayan Darah Suci, dan membersihkan dan mengatur bejana-bejana suci
6. Jika diperlukan, melakukan tugas pelayan lainnya (lektor, akolit, dll) jika mereka tidak hadir (no. 171)
Ritus Pembuka
- 
Membawa Evangeliarium dengan sedikit diangkat, diakon
 mendahului imam dalam perarakan menuju altar, atau berjalan di sisi
 imam kalau Evangeliarium sudah ditakhtakan di altar (no. 172)
 
- 
Saat tiba di altar, jika dia membawa Evangeliarium, diakon
 langsung menuju altar tanpa membungkuk atau berlutut. Sesudah
 meletakkan evangeliarium, bersama dengan imam, diakon menghormati
 altar dengan ciuman.
 
- 
Kalau diakon tidak membawa Evangeliarium, dia berlutut atau
 berlutut bersama imam dan kemudian mencium altar. (no. 274)
 
- 
Akhirnya kalau digunakan ukup (pedupaan), diakon membantu
 imam saat membubuhkan ukup dan mengukupi salib dan altar (no. 173).
 Sesudah pendupaan, diakon menuju ke tempat duduk bersama imam, duduk
 di sampingnya, dan membantunya jika diperlukan (no. 174)
 
Liturgi Sabda
- 
Jika digunakan pedupaan, diakon membantu imam saat menaruh
 ukup selama dinyanyikan Bait Pengantar Injil
 
- 
Kemudian diakon berlutut atau membungkuk di depan imam
 untuk memohon berkat, dengan suara rendah: Bapa, mohon berkat….
 Imam memberkati diakon: Semoga Saudara…. dan diakon membuat tanda
 salib dan menjawab: Amin.
 
- 
Kemudian diakon mengambil Evangeliarium dari altar dan
 dengan membungkuk menghormati altar, berarak menuju ambo, dengan
 sedikit mengangkat Evangeliarium, didahului ajuda pembawa ukup dan
 ajuda pembawa lilin bernyala
 
- 
Diakon lalu menyapa umat, dengan tangan tetap terkatup:
 Tuhan bersamamu, lalu, Inilah Injil Yesus Kristus’ membuat tanda
 salib pada Evangeliarium dan pada dahi, mulut dan dada. Diakon
 mengukupi Evangeliarium dan membacakan Injil.
 
- 
Sesudah bacaan Injil, diakon menyatakan :Injil Tuhan, tanpa
 mengangkat Evangeliarium, dan umat menjawab Terpujilah Kristus.
 Kemudian diakon mencium Evangeliarium dan mendoakan :Semoga dengan
 pewartaan Injil ini dosa-dosaku dihapuskan. Diakon kemudian
 mengembalikan Evangeliarium ke suatu tempat yang pantas.
 
- 
Jika selebran utama adalah seorang Uskup maka diakon
 membawa Evangeliarium kepada selebran untuk dicium. Dalam perayaan
 meriah, tergantung situasi, Uskup memberkati umat dengan
 Evangeliarium. Kemudian diakon mengembalikan Evangeliarium ke suatu
 tempat yang layak. (no. 175)
 
- 
Jika tidak ada lektor, diakon juga membacakan bacaan
 (mengambil alih tugas lektor, no. 176). Tapi bagaimanapun juga,
 perlu diupayakan kehadiran lektor dalam perayaan Ekaristi.
 
- 
Sesudah imam mengawali Doa Umat, diakon membacakan
 intensi-intensi doa umat dari ambo atau tempat lain yang layak (no.
 177). Diakon tetap berada di ambo saat imam menutup doa umat dengan
 doa penutup
 
- 
Sesudah doa penutup, diakon mengawali persiapan altar
 
Liturgi Ekaristi
- 
Sesudah Doa Umat, ketika imam berada di tempat duduk,
 diakon mempersiapkan altar, dibantu oleh akolit/ajuda, namun
 perhatian terhadap bejana suci menjadi tugas diakon. Diakon membantu
 imam menerima persembahan dari umat
 
- 
Lalu, diakon memberikan kepada imam patena berisi hosti
 yang akan dikonsekrasi, menuang anggur dan sedikit air ke dalam
 piala berkata dengan suara rendah, “Sebagaimana dilambangkan oleh
 percampuran air dan anggur ini…, lalu menyerahkan piala kepada
 imam.
 
- 
Jika digunakan pedupaan, diakon membantu imam saat
 mengukupi persembahan, salib dan altar; kemudian diakon atau
 akolit/ajuda mengukupi imam dan umat (no. 178)
 
- 
Selama Doa Syukur Agung, diakon berdiri dekat imam sedikit
 agak ke belakang, sehingga jika diperlukan bisa membantu imam dengan
 piala atau buku Misale
 
- 
Sebagai aturan umum, dari epiklesis sampai elevasi piala
 diakon tetap berlutut. Jika ada beberapa diakon yang hadir, salah
 satunya bertugas mengukupi saat elevasi hosti dan piala (no. 179)
 
- 
Pada saat doxologi akhir Doa Syukur Agung, diakon berdiri
 di samping imam dan sesudah diberikan piala oleh imam (atau Uskup),
 diakon mengangkat Piala saat imam mengangkat patena berisi hosti
 yang dikonsekrasi, sampai umat selesai menjawab dengan aklamasi Amin
 (no.180)
 
- 
Sesudah imam mendoakan Doa Damai dan memberi salam Damai
 Tuhan bersamamu dan umat menjawab dan bersama Rohmu, diakon boleh
 mengajak umat, Marilah kita saling memberikan salam damai. Diakon
 kemudian menerima salam damai dari imam dan memberikan kepada
 pelayan lain yang di dekatnya (no. 181).
 
- 
Sesudah komuni imam, diakon menerima komuni dua rupa dari
 imam sendiri lalu membantu imam dalam membagikan komuni ke umat.
 Jika komuni diberikan dalam dua rupa, diakon melayani piala/Darah
 Kristus.
 
- 
Sesudah pembagian komuni, diakon langsung menghabiskan
 Darah Kristus yang tersisa, bisa dibantu oleh diakon atau imam
 lainnya (no. 182).
 
- 
Sesudah komuni, diakon kembali ke altar dan bersama imam
 mengumpulkan remah-remah Hosti kudus. Dia kemudian membersihkan
 piala dan mengatur kembali piala dan patena seperti biasa, sementara
 imam kembali ke tempat duduk. Pembersihan bejana ini bisa dilakukan
 sesudah pembubaran umat (no. 183)
 
Ritus Penutup
- 
Sesudah doa Post Komuni jika ada pengumuman, dibacakan oleh
 diakon, kecuali kalau imam sendiri mau mengumumkan (no. 184).
 
- 
Jika digunakan rumusan berkat meriah diakon mengajak umat,
 Marilah kita tunduk memohon berkat.
 
- 
Sesudah berkat imam, diakon dengan kedua tangan terkatup
 dan menghadap umat, membubarkan mereka dengan berkata, Perayaan
 Ekaristi sudah selesai, dan Marilah pergi kita diutus, atau rumusan
 lain sesuai TPE
 
- Bersama-sama dengan imam, diakon mencium altar, berlutut atau membungkuk dan meninggalkan panti imam sesuai deskripsi pada perarakan masuk (no. 186).
Share This Article :