Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Kamis, 15 Juni 2023

MISI DAN REKONSILIASI - MINGGU BIASA XI

HOMILI MINGGU BIASA KE-11 TAHUN A
Keluaran 19:2-6, Roma 5:6-11, Matius 9:36-10:8

Misi dan rekonsiliasi. Perutusan dan Perdamaian, adalah topik yang menonjol dalam bacaan-bacaan Kitab Suci hari Minggu ini. Umat Perjanjian Lama menerima misi mereka melalui Musa. Kita, umat Perjanjian Baru menerima misi kita melalui Yesus Kristus. Pertanyaannya: Apa misi kita? Kita ditugaskan dan diutus untuk memberitakan dengan lantang dan jelas kepada semua orang bahwa kerajaan Allah sudah datang.

Kisah dari Injil matius mengingatkan kita bahwa Yesus memilih beberapa murid-Nya untuk tugas-tugas tertentu. Ini bukan berarti yang lainnya tidakbisa berbuat apa-apa. Seluruh Gereja adalah misionaris. Setiap orang yang dibaptis wajib untuk menyebarkan Injil dengan kemampuan terbaiknya. Da Ada berbagai cara untuk melakukannya. Tetapi kontribusi dasar dan terpenting yang dapat kita berikan adalah dengan menjalani kehidupan Kristiani yang mendalam.

Sebelum mempertimbangkan apakah kita melakukan sesuatu untuk menyebarkan Injil atau tidak, kita sebaiknya mempertimbangkan sikap kita terhadap tugas tersebut. Apakah kita peduli dengan masalah ini? Yesus mengutus para rasul karena dia memiliki belas kasihan pada orang banyak. Ada jutaan orang yang belum pernah mendengar tentang Kristus. Apakah kita menganggapnya hanya sebagai fakta atau kita menerimanya sebagai tantangan? Apakah kita dengan cara apa pun mau membagikan belas kasihan Kristus dan mengungkapkannya? St John Chrysostom pernah menulis: "Tidak ada yang lebih dingin daripada seorang Kristen yang tidak peduli dengan keselamatan orang lain." Injil hari ini adalah panggilan bagi kita untuk keluar dari kebekuan hati kita.

Panenan adalah milik Tuhan. Tuhan akan menyediakan panenan tetapi dia harus diminta untuk melakukannya. Tuhan mengirimkan pekerja sebagai jawaban atas doa. Itulah hal pertama yang dikatakan Yesus kepada para murid. Bekerja tanpa doa akan sia-sia. Santu Rasul Paulus menyadari hal itu. Dalam surat-suratnya ia sering meminta doa supaya Tuhan memberkati pekerjaan misionarisnya. St Theresia dari Lisieux adalah seorang biarawati kontemplatif tertutup. Kehidupan religiusnya yang singkat dihabiskan dalam doa, pekerjaan rumah tangga, dan penyilihan dosa. Dia mempersembahkan hidup dan doanya untuk kegiatan misi. Setelah kematiannya, dia dinyatakan sebagai Pelindung Misi di Tanah Asing. Pilihan yang aneh. Namun ini mengingatkan kita bahwa mereka yang kelihatan “hanya” berlutut dan berdoa juga terlibat penuh dalam kegiatan misi. Sebuah pengingat juga bahwa salah satu cara memenuhi kewajiban kita untuk mewartakan Injil adalah dengan mengingat karya misionaris Gereja dalam doa pribadi kita sehari-hari. Banyak orang yang bisa jadi terhalang karena keadaan untuk terlibat langsung dalam pekerjaan misionaris. Tetapi Tidak ada yang menghalangi orang untuk berdoa bagi penyebaran Injil. Ini berarti kita peduli terhadap keselamatan orang lain yang menjadi tujuan misi itu sendiri.

Yesus memberi para rasul kuasa atas roh jahat. Dia memberi mereka kekuatan untuk menyembuhkan. Pelaksanaan kekuasaan itu menjadi tanda jelas yang mengumumkan kehadiran kerajaan Allah. Setan tertantang dan dikalahkan. Para rasul melakukan banyak mujizat. Di zaman kita mukjizat mungkin tidak sesering atau sejelas itu tetapi kuasanya tetap ada dalam Gereja. Setiap orang Kristen dipanggil untuk memberi pengaruh kebaikan dalam masyarakat. Kehadiran kerajaan Allah dinyatakan, misi Kristus dilanjutkan dan diperluas ketika kita membawa belas kasihan Yesus ke dalam kehidupan orang lain. Melalui hubungan sehari-hari kita yang biasa dengan orang-orang, terutama dengan mereka yang kesepian dan terbuang dari masyarakat, kita dapat dan harus menjadi agen penerimaan, rekonsiliasi, dan penyembuhan. Kita tidak harus pergi bermisi ke luar negeri untuk melakukan itu. Bagi sebagian besar umat Kristiani, rumah, paroki, tempat kerja adalah wilayah misi, di mana kita harus menyebarkan pesan Injil sebaik mungkin.

Ketika umat manusia berpaling dari Tuhan, Tuhan melakukan hal yang luar biasa. Atas inisiatifnya sendiri, dimotivasi oleh kasih semata, dia mengutus Putra tunggalnya untuk wafat bagi kita. Kematian Yesus menggapai rekonsiliasi kita. Kita sekarang adalah sahabat Tuhan. Paulus bersuka ria dalam hal ini. Kita memiliki bukti kasih Allah bagi kita. Dia mendesak kita untuk mengesampingkan keraguan. Sekarang kita memiliki dasar yang kuat untuk berharap bahwa Allah akan menemukan bahwa kita benar di hadapan-Nya. Seperti Paulus, kita juga memiliki misi. Kita harus menjadi “duta Kristus.” Seorang Duta harus mewujudkan apa yang mereka wartakan. Kita dengan gembira menyatakan rekonsiliasi. Itu mencakup secara konsisten membantu saudara dan saudari kita melalui teladan baik kita, untuk diperdamaikan dengan Allah dan satu sama lain.

Tuhan memberkati

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget