LGZdNWF7LWRaNat9MGJ9NaVcN6MkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

Hari Minggu Biasa XXI/A OTORITAS ILAHI

 

Hari Minggu Biasa XXI
Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20.

Kita boleh menyebut hari Minggu ini “Minggu Kekuatan” karena tema utama dari ketiga bacaan tersebut adalah bahwa Allah adalah Sumber segala otoritas. Tuhan membagi otoritas-Nya dengan para penguasa sipil yang dipilih untuk melayani rakyat dan dengan Paus serta para pemimpin Gereja lainnya demi kesejahteraan materi dan rohani anak-anak-Nya. Injil hari ini menantang kita untuk menerima otoritas Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita seperti yang dilakukan Santo Petrus di Kaisarea Filipi.

Bacaan pertama, diambil dari Yesaya, menceritakan kepada kita betapa Allah membenci pejabat yang tidak setia dan egois. Dia memberhentikan “penguasa istana kerajaan” yang sombong itu dari jabatannya, mengambil dari Sebna kekuasaan dan tanggung jawab yang terbukti tidak layak untuknya, dan memberikan keduanya kepada Eliakim yang rendah hati dan setia. Jubah, ikat pinggang, dan kunci adalah lambang kantor ini. Dalam Mazmur Tanggapan hari ini (Mzm 138), Daud bersyukur kepada Tuhan karena telah mengangkat dia dari kalangan rendahan dan memberinya wewenang sebagai raja atas bangsa Israel. Dalam bacaan kedua, Santo Paulus memuji Tuhan atas kedalaman kebijaksanaan, pengetahuan, dan penilaian yang benar, dengan menegaskan bahwa Dia adalah Sumber segala otoritas di bumi dan di Surga. Perikop Injil hari ini menunjukkan kepada kita bagaimana Petrus mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dan bagaimana Yesus, pada gilirannya, menyetujui kata-kata Petrus dan memberinya wewenang untuk mengajar dan memerintah dalam Gerejanya. Oleh karena itu, Yesus mendirikan “Magisterium” di Gereja-Nya untuk melayani kebutuhan rohani dan jasmani para anggota Gereja. Melalui pernyataan Yesus, “Aku akan memberimu Kunci Kerajaan Surga,” Dia memberi Petrus dan para penerusnya kuasa untuk mengikat dan melepaskan (membuat undang-undang; menjalankan otoritas) dalam Gereja, dan jaminan bahwa keputusan mereka akan benar. disahkan di Surga.

 

1) Kita perlu menerima dan mengalami Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita: : Pertama, kita harus menerima Yesus sebagai Anak Allah dan Juruselamat pribadi kita. Ini berarti kita menerima Yesus sebagai Gembala yang Baik, Juruselamat Ilahi, dan Penebus kita. Berikutnya, Yesus harus menjadi pengalaman hidup bagi kita – sebagai Tuhan yang melindungi kita dan menyediakan kebutuhan kita dalam perjalanan hidup kita, mengasihi kita, mengampuni kita, membantu kita, dan mengubah hidup dan pandangan kita. Hal ini dimungkinkan dengan mendengarkan Yesus melalui pembacaan Alkitab setiap hari dan secara meditatif, dengan berbicara kepada Yesus melalui doa sehari-hari, pribadi, komunal dan liturgi, dengan mempersembahkan hidup kita di altar bersama Yesus setiap kali kita berpartisipasi dalam Mas Suci, dengan menerima Dia dalam Komuni Kudus, dan dengan menjalani kehidupan yang patut diteladani, ketika kita bekerja sama dengan rahmat Tuhan. Pengalaman pribadi kita dengan Yesus juga akan menuntun kita untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan dalam segala peristiwa hidup kita, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, menyadari bahwa tangan kasih Tuhan ada di balik segalanya.

 

2) Kita perlu menyerahkan hidup kita kepada Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita. Penyerahan itu mengharuskan kita dengan sukarela memberikan seluruh aspek kehidupan kita kepada Yesus dan memancarkan kasih agápe Yesus yang penuh pengorbanan, pengampunan tanpa syarat, belas kasihan yang melimpah, dan pelayanan yang penuh komitmen kepada semua orang di sekitar kita. Sukacita, kasih, dan kedamaian yang kita temukan dalam Yesus perlu tercermin dalam cara kita menjalani seluruh hidup kita. Kita juga menyerahkan hidup kita kepada Yesus dengan memberikan pelayanan yang rendah hati dan penuh kasih kepada orang lain dengan keyakinan kuat bahwa Yesus hadir dalam setiap orang.

Share This Article :
9000568233845443113