Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Kamis, 12 Juni 2025

πŸ”₯ Tuhan Bukan Satu Pribadi Saja: Membongkar Kesalahan Fundamental Teologi Oneness

 

Apakah benar Allah hanya satu pribadi saja? Apakah Yesus adalah keseluruhan Allah, dan Bapa serta Roh Kudus hanyalah "peran" semata? Inilah yang diyakini oleh penganut Oneness Pentecostalism, yang sering juga disebut Pentakostalisme Keesaan — sebuah paham yang semakin vokal menantang ajaran Trinitas. Tapi apakah mereka benar?

Mari kita bedah dengan jujur — secara teologis, filosofis, dan logis.


🧠 Apa Itu Oneness?

Oneness Pentecostalism percaya bahwa Allah itu satu pribadi mutlak secara numerik, dan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus bukan pribadi berbeda, melainkan hanya manifestasi atau peran dari satu pribadi yang sama, yaitu Yesus Kristus. Dengan kata lain:

Yesus adalah Allah, dan hanya Dia yang ada.

Kesan awalnya sederhana dan "monoteistik murni". Tapi benarkah sesederhana itu?


πŸ”Ž Kerangka Logika yang Menyesatkan

1. "Satu" = satu bilangan (numerik literal)

Oneness menganggap bahwa keesaan Allah harus dimengerti seperti menghitung: 1 Tuhan = 1 pribadi. Maka jika kita berbicara tentang "tiga pribadi", itu dianggap otomatis politeisme.

Kesalahan logis:
Mereka menyamakan satu kodrat dengan satu pribadi — ini adalah equivocation fallacy (penyamaan makna "satu" secara keliru).

✔️ Iman Katolik:
Allah adalah satu kodrat ilahi dalam tiga subsistensi pribadi. Tiga pribadi bukan tiga Allah, karena mereka memiliki hakikat yang sama.


2. Relasi Allah = Peran, bukan pribadi

Bagi Oneness, Bapa, Anak, dan Roh Kudus hanyalah peran Allah dalam sejarah keselamatan. Seperti aktor yang berpura-pura jadi tiga tokoh berbeda dalam satu panggung.

Kesalahan asumsi:
Kalau Bapa dan Anak hanyalah "peran", maka relasi kasih di antara mereka hanyalah sandiwara. Itu berarti Allah tidak mengasihi dalam diri-Nya, tapi baru bisa mengasihi setelah menciptakan manusia!

✔️ Iman Katolik:
Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8) — bukan karena mencintai ciptaan, tapi karena dalam diri-Nya sendiri Ia adalah kasih abadi antara Bapa, Putra, dan Roh.


⚠️ Masalah Filosofis Serius

πŸ”§ 1. Allah direduksi menjadi fungsi

Dengan mengidentifikasi pribadi dengan fungsi atau gelar, Oneness meniadakan substansi sejati dari pribadi ilahi. Hasilnya, Allah hanyalah aktor tunggal super yang memainkan tiga peran berbeda. Ini mirip modalisme kuno, hanya dibungkus ulang.

πŸ”„ 2. Inkonsistensi dalam doa dan dialog

Yesus berdoa kepada Bapa. Dalam Oneness, ini disebut "dialog internal" — seolah Yesus bicara kepada dirinya sendiri. Tapi jika itu benar, maka Yesus memainkan drama dusta, karena Ia bersikap seakan sedang berdialog dengan pribadi lain.

Jika Yesus bukan pribadi berbeda dari Bapa, maka seluruh doa dan penderitaan-Nya adalah tipuan teatrikal.
– Dan itu menghina inkarnasi.


πŸ“– Penafsiran Alkitab yang Menyesatkan

Kolose 2:9

"Dalam Dialah berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allahan."

▶ Oneness: Yesus adalah keseluruhan Allah, bukan bagian.

Koreksi Katolik: Ayat ini menyatakan bahwa kodrat ilahi ada sepenuhnya dalam Yesus — bukan berarti Bapa dan Roh "berubah menjadi" Yesus, tapi bahwa Putra adalah Allah seutuhnya, tanpa menyangkal pribadi lain dalam Allah.


Yohanes 17:5

"Bapa, permuliakanlah Aku di hadirat-Mu dengan kemuliaan yang Kumiliki bersama-Mu sebelum dunia ada."

▶ Ini membuktikan relasi pribadi kekal antara Bapa dan Putra sebelum inkarnasi. Dalam Oneness, ini tidak masuk akal — siapa yang bersama siapa?


πŸ’₯ Kesimpulan: Tuhan Bukan Pribadi Tunggal Egois

Jika Tuhan adalah pribadi tunggal mutlak:

  • Maka Ia bukan kasih dalam hakikat-Nya,

  • Maka doa Yesus adalah ilusi,

  • Maka wahyu Tritunggal dalam Perjanjian Baru hanyalah sandiwara teologis,

  • Maka Gereja perdana — yang membaptis dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus — telah sesat sejak awal.

Dan semua itu demi mempertahankan apa? Sebuah numerikisme literal: “satu itu ya satu pribadi.”

πŸ›‘ Tapi Allah bukan angka.
✝️ Ia adalah komunio, bukan monolog.


πŸ”Ž Apa yang Harus Kita Lakukan?

Sebagai umat Katolik, kita tidak menolak keesaan Allah. Tapi kita mendalamkan maknanya:
Allah itu Esa dalam kodrat, namun plural dalam relasi — itulah misteri Tritunggal Mahakudus.

πŸ“– Seperti dikatakan Santo Atanasius:

"Kita menyembah satu Allah dalam Tritunggal dan Tritunggal dalam keesaan."

Jadi, jangan tertipu oleh simplifikasi teologi Oneness yang kelihatan “murni”, padahal rapuh. Tuhan bukan satu pribadi egois yang menyamar sebagai Tiga. Ia adalah relasi kasih sejati.
Dan kasih, tak pernah hidup sendiri.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive