MINGGU KERAHIMAN DI KAPEL ST PETRUS OEPAHA
Waktu menunjukkan pukul 7.30 ketika saya mengendarai sepeda motor ke arah Baumata menuju kapel Kecil di Oepaha. Kapel Oepaha merupakan bagian dari Paroki St Yosep Pekerja Penfui tempat di mana saya bertugas setiap minggu memimpin perayaan Ekaristi. Hari ini hari Minggu Kerahiman Ilahi dan saya akan Kembali bertemu dengan umat di Kapela Oepaha.
Jalan menuju Oepaha berkerikil
dan tidak mulus, membuat sepeda motor terus berguncang. Perjalanan memakan
waktu setengah jam. Jam delapan tepat akan dimulai dengan perayaan Ekaristi.
Saya tiba di depan kapel disambut
oleh Ketua Stasi dan Frater serta Bruder yang bertugas mingguan di sana. Pak
Ketua Stasi memberitahu kalau hari ini umat akan berkurang karena Sebagian besar
OMK sedang mengikuti kegiatan THS-THM di Taman Ziarah Oebelo. Umat yang hadir
sekitar limapuluh orang. Saya memeriksa tabernakel dan menemukan masih banyak
sakramen sehingga tidak perlu lagi menyiapkan bahan persembahan berupa roti.
![]() |
Pak Ketua Stasi di dalam Kapel |
Perayaan berlangsung dengan
meriah. Beberapa OMK yang tidak ke Oebelo bertindak sebagai koor sponsor diiringi
dengan organis dari Bruder Keluarga Nazareth. Dalam khotbah saya menjelaskan
tentang Riwayat ditetapkannya Hari Minggu Kerahiman Ilahi, berupa penampakan
Tuhan Kita Yesus Kristus kepada Sr Faustina di Krakow Polandia. Dan juga
tentang tanggapan Yesus terhadap iman Thomas, “Berbahagialah orang yang tidak
melihat namun percaya”. Iman model seperti inilah yang ditujukan bagi kita
sekarang yang hidup duaribu tahun sesudah kehidupan Tuhan kita Yesus Kristus.
Usai misa seseorang datang
menemui saya di Sakristi. Ternyata dia adalah anak tetangga di kampung halaman
saya, Oekiu. Dia rupanya beristrikan orang Oepaha dan menetap di Oepaha. Kami
bertiga dengan calon istrinya berfoto Bersama di depan altar. Lalu Ketua Stasi
mengundang saya dan Frater serta Bruder ke rumah salah satu umat untuk
beristirahat sambal minum di sana.
Bapak Ketua Stasi banyak
bercerita tentang asal muasa berdirinya kapel St petrus Oepaha. Bermula dari
kesulitan umat untuk selalu bergabung dengan umat dari Oeltua, yang berjarak
sekitar 7 km dari Oepaha, membuat mereka menginginkan satu kapela untuk beribadat
di kampung mereka. Sekitar Tahun 2014 Bapak Uskup dalam kunjungan ke Oepaha
mengijinkan mereka untuk membangun kapel sederhana, beratap seng dan berdinding
bebak. Beberapa tahun kemudian mereka mendapat bantuan dari PIKAT Kupang,
organisasi para pengusaha Katolik yang bersedia membantu mereka untuk
mendirikan kapel baru yang lebih layak. Kapel itu kemudian diresmikan pada
tahun 2018 dan kini setiap hari Minggu mereka dapat beribadat di tempat yang
tidak jauh dari kediaman masing-masing.
Sekitar jam 10 karena hari sudah
mendung saya pamit pulang. Semoga umat di Kapel St Petrus Oepaha terus
berkembang dalam iman dan kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Salve!
0 komentar:
Posting Komentar