Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Sabtu, 08 Februari 2025

Komuni dengan Protestan

Baru-baru ini muncul pertanyaan: bolehkah umat Katolik berpartisipasi dalam Perjamuan Kudus bersama umat Protestan? Jawaban yang sangat disayangkan adalah “Tidak, mungkin tidak.” Sungguh sangat disayangkan karena umat Kristiani tidak bersatu dan karena alasan itu kita tidak perlu ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus bersama mereka.

Katekismus mengatakan:

Komunitas gerejawi yang berasal dari Reformasi dan terpisah dari Gereja Katolik, “tidak memelihara realitas sejati misteri Ekaristi dalam kepenuhannya, terutama karena tidak adanya sakramen Tahbisan Suci.” Karena alasan inilah persekutuan Ekaristi dengan komunitas-komunitas ini tidak dimungkinkan bagi Gereja Katolik. Namun komunitas-komunitas gerejawi ini, “ketika mereka memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan dalam Perjamuan Kudus . . . mengaku bahwa itu berarti hidup dalam persekutuan dengan Kristus dan menantikan kedatangan-Nya dalam kemuliaan.” [§1400]

Lebih jauh lagi, praktik ini dilarang oleh Hukum Kanon:

Para imam Katolik memberikan sakramen-sakramen secara sah kepada umat beriman Katolik saja, yang juga menerimanya secara sah dari para imam Katolik saja. [KGK 844, §1]

Persyaratan kanon ini bergantung pada perlunya kebenaran yang diungkapkan oleh Katekismus.

Mengapa ini penting? Karena Komuni merupakan ungkapan kesatuan Gereja sebagai Tubuh Kristus. Bagian mutlak yang penting dari kesatuan itu adalah kesatuan keyakinan. Mengapa? Karena Tuhan Yesus Kristus berkata bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6). Tetapi jika mereka yang menerima komuni tidak berpegang pada apa yang diajarkan Gereja, maka sejauh itu mereka telah menentang apa yang Yesus katakan tentang Diri-Nya sendiri. Hal penting yang perlu diingat di sini adalah bahwa Gereja bukan hanya sekedar lembaga manusia atau duniawi; Seperti yang saya katakan di atas, Gereja adalah Tubuh Kristus. Karena itu kesatuan keyakinan itu diperlukan karena Dia sendiri adalah kebenaran. Mengatakan bahwa kesalahan tidak menjadi masalah bukan hanya masalah bersikap baik atau tidak. Pada akhirnya, pemahaman kita tentang hakikat realitas dipertaruhkan.

Jadi kita tidak boleh berpartisipasi dalam tata cara Protestan seperti Perjamuan Kudus justru karena kita tidak memiliki persekutuan penuh dengan tata cara tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive