Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Sabtu, 08 Februari 2025

MINGGU BIASA KE-5 TAHUN C (9 Februari 2025)


Homili delapan menit dalam satu halaman)

Pendahuluan: Bacaan Kitab Suci hari ini menantang kita untuk membedakan panggilan Tuhan kepada kita masing-masing untuk menjadi murid-Nya dengan misi. Kita diminta untuk mengenali Hadirat Kudus Allah dan mengakui keberdosaan dan ketidaklayakan kita untuk menjadi alat yang rendah hati di tangan-Nya, seperti yang dilakukan nabi Yesaya (bacaan pertama), St. Paulus (bacaan kedua), dan seperti St. Petrus (Injil hari ini).

Bacaan hari ini juga mengajarkan kita bahwa Tuhan memiliki kriteria-Nya sendiri untuk memilih orang untuk menjadi murid, imam, dan nabi-Nya. Dengan menyajikan panggilan khusus, atau vokasi, dari Yesaya, Paulus, dan Petrus sebagai peristiwa yang mengubah hidup, bacaan-bacaan ini menantang kita untuk memeriksa panggilan pribadi kita sendiri oleh Tuhan dan kesetiaan serta komitmen kita terhadap kemuridan kita.

Pelajaran Biblis: Yesaya, dalam bacaan pertama, dan Petrus, dalam Injil hari ini, mengungkapkan ketidaklayakan mereka untuk berada di hadirat Kekudusan Allah yang agung, dan baik Petrus maupun Yesaya segera menerima kepastian dan panggilan Ilahi mereka. Bacaan kedua hari ini menggambarkan panggilan rasul besar lainnya, Paulus, yang menilai dirinya tidak layak untuk nama atau panggilan itu, karena dia adalah mantan penganiaya orang-orang Kristen dan sebagai rasul terakhir yang dipilih oleh Tuhan yang bangkit. Mazmur Tanggapan hari ini (Mzm 138) menawarkan doa syukur atas panggilan seperti itu. Karena, dengan memberi ketiga orang ini keyakinan yang kuat tentang ketidaklayakan mereka, dan kebutuhan mereka untuk bergantung sepenuhnya pada kasih karunia-Nya, Tuhan mempersiapkan mereka untuk misi mereka. Itu adalah tangkapan ikan yang ajaib atas perintah Yesus, yang dijelaskan dalam Injil hari ini, yang memungkinkan Petrus menemukan Allah di dalam Yesus dan mendorongnya untuk menyerahkan hidupnya sepenuhnya untuk pelayanan Yesus sebagai murid penuh waktu.

Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa kita semua dipanggil untuk pelayanan Kristus berdasarkan Pembaptisan kita ke dalam Yesus Kristus.

Pesan Kehidupan:

1) Kita perlu berdoa agar perjumpaan kita dengan Kekudusan Allah dapat menuntun kita untuk mengenali keberdosaan kita dan menerima panggilan-Nya. Tuhan, yang memanggil kita dan menugaskan kita untuk pelayanan-Nya, ingin kita menyadari kehadiran-Nya di mana-mana dan di dalam setiap orang, untuk bertobat dari dosa-dosa kita, dan untuk tetap siap untuk berbicara dan bertindak bagi-Nya dalam keadaan hidup kita, sebagaimana Dia sendiri akan mengarahkan kita melalui kasih karunia-Nya dan Roh Kudus-Nya. Itu adalah kesadaran mereka yang kuat akan kehadiran Tuhan yang bangkit dalam setiap orang Kristen awal, yang mendorong mereka untuk saling menyapa dengan doa, "Maranatha" ["Marilah, Tuhan kita."] (Salam ini mirip dengan sapaan Hindu India kuno, "Namaste" atau "Aku membungkuk kepadamu" yang mengakui kehadiran Tuhan dalam setiap orang)

2) Kita perlu mengajarkan dan mempraktikkan ungkapan penghormatan kepada Tuhan. Kita perlu mengungkapkan rasa hormat kita kepada Tuhan melalui gerakan tubuh yang tepat. Misalnya, ketika kita masuk ke Gereja, kita perlu menunjukkan rasa hormat terhadap kehadiran Yesus di Tabernakel Suci dengan membungkuk dalam-dalam atau dengan berlutut (genufleksi/berlutut dengan kaki kanan) dan memberkati diri kita sendiri dengan tanda salib. Kemudian kita perlu menghormati-Nya dengan mendengarkan firman Allah dan dengan berpartisipasi aktif dalam doa dan nyanyian Liturgi. Rasa hormat yang sama ini dapat diungkapkan dengan menyimpan firman Tuhan yang hidup kepada kita, Alkitab, di tempat yang menonjol di rumah kita dan dengan menciumnya setiap kali kita membacanya.

3) Penghormatan sejati kepada Tuhan secara alami menuntun kita pada kasih yang hormat dan respek terhadap sesama kita, sebab Tuhan berdiam di dalam mereka. Kita perlu ingat bahwa kita masing-masing memiliki misi yang unik di dalam Gereja, dan dengan demikian menerima panggilan misi yang berbeda dari Allah. Karena keunikan kita, tidak ada yang bisa memenuhi panggilan orang lain. Kita menyelesaikan misi pribadi kita sebagai orang tua, imam, religius, dan orang awam hanya dengan bergantung pada Tuhan, dengan sukacita menaati-Nya dengan gembira, memancarkan kasih, belas kasihan, dan pengampunan Yesus dan berpartisipasi dalam berbagai pelayanan paroki kita. Ingat PARTISIPASI!





0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive