APAKAH TUHAN ISLAM DAN KRISTEN SAMA??
Pertanyaan tentang apakah Tuhan dalam agama Kristen dan
Islam adalah Tuhan yang sama merupakan perdebatan filosofis dan teologis yang
telah berlangsung selama berabad-abad. Jawaban terhadap pertanyaan ini
bergantung pada bagaimana kita mendefinisikan "kesamaan" dan kriteria
apa yang digunakan untuk menilai identitas Tuhan dalam kedua agama tersebut.
Untuk menjawabnya secara filosofis, kita bisa menggunakan
beberapa pendekatan:
1. Pendekatan Metafisik: Identitas Hakiki Tuhan
Secara metafisik, baik dalam Kristen maupun Islam, Tuhan
dipahami sebagai Wujud yang Esa (Being Itself), Maha Sempurna,
dan Penyebab Pertama dari segala sesuatu. Dalam istilah Thomistik, Tuhan
adalah Ipsum Esse Subsistens (Keberadaan itu sendiri), yang juga sejalan
dengan konsep Wajibul Wujud dalam filsafat Islam.
Di level ini, ada kesamaan antara konsep Tuhan dalam Kristen
dan Islam karena kedua agama mengakui Tuhan sebagai:
- Wujud
yang tidak bergantung pada apa pun (aseitas).
- Maha Ada, Maha Satu, dan tidak
terbagi.
- Sebab pertama dari segala
sesuatu.
Namun,
metafisika saja tidak cukup untuk menentukan apakah dua konsep Tuhan identik
secara keseluruhan. Kita
perlu melihat aspek lain, terutama atribut Tuhan dan relasi-Nya dengan
manusia.
2. Pendekatan Epistemologis: Bagaimana Tuhan Diketahui?
Dalam Islam, Tuhan (Allah) dikenal terutama melalui wahyu
dalam Al-Qur’an, yang menekankan Tauhid absolut (keesaan Tuhan yang
tidak dapat dipahami dalam kategori manusia). Tuhan dalam Islam tidak
berinkarnasi, tidak memiliki relasi Trinitaris, dan tidak bisa dikatakan
sebagai “Bapa” bagi manusia.
Dalam Kristen, Tuhan dikenal melalui wahyu dalam Yesus
Kristus, yang dalam teologi Kristen adalah Allah yang berinkarnasi.
Tuhan dalam iman Kristen juga adalah Trinitas: satu esensi dalam tiga
pribadi (Bapa, Putra, dan Roh Kudus).
Dari segi epistemologi, wahyu tentang Tuhan dalam kedua
agama ini berbeda secara mendasar. Jika pengetahuan kita tentang Tuhan
didasarkan pada wahyu, maka Tuhan dalam Islam dan Kristen tidak bisa dikatakan
"sama" karena hakikatnya diketahui dengan cara yang berbeda.
3.
Pendekatan Teologis: Konsep Relasi Tuhan dan Manusia
- Kristen: Tuhan adalah Kasih (1
Yoh 4:8), yang dalam kasih-Nya berinkarnasi menjadi manusia dalam diri
Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Relasi antara Tuhan dan
manusia dalam Kristen sangat personal, bahkan sampai pada tingkat
persatuan mistik melalui Kristus.
- Islam: Tuhan adalah Maha Kuasa
dan hubungan-Nya dengan manusia adalah hubungan antara Pencipta dan
hamba. Islam menolak gagasan bahwa Tuhan bisa masuk ke dalam
ciptaan-Nya atau memiliki relasi Trinitaris.
Karena perbedaan ini, cara Tuhan berinteraksi dengan dunia
dalam kedua agama berbeda secara signifikan. Tuhan Kristen bersifat personal
dalam pengertian yang lebih mendalam dibandingkan dengan konsep Islam tentang
Tuhan yang lebih transenden dan tidak dapat dijangkau oleh manusia secara
langsung.
4.
Pendekatan Logis: Hukum Identitas (A=A)
Menurut
prinsip identitas dalam logika (A=A), dua hal hanya bisa dikatakan identik
jika mereka memiliki esensi yang sama dalam segala hal.
- Jika kita hanya melihat Tuhan
sebagai Wujud Tertinggi, mungkin ada titik temu antara Kristen dan Islam.
- Tetapi jika kita melihat Tuhan
dalam terang wahyu-Nya, sifat-Nya, dan hubungan-Nya dengan manusia, maka
Tuhan Kristen dan Tuhan Islam memiliki perbedaan yang terlalu mendasar
untuk dikatakan sebagai Tuhan yang "sama."
Kesimpulan:
Apakah Tuhan Kristen dan Islam Sama?
- Dalam level metafisika yang
paling dasar (keberadaan murni), ada kesamaan konsep Tuhan dalam kedua
agama.
- Namun, dalam level wahyu,
relasi dengan manusia, dan sifat-sifat spesifik Tuhan, perbedaannya sangat
besar.
- Logisnya, dua entitas yang
memiliki perbedaan substansial dalam atribut dan relasi tidak bisa
dikatakan sebagai "sama" dalam arti yang penuh.
Jadi, Tuhan
dalam Kristen dan Islam tidak bisa dianggap sama secara substansial, karena
mereka memiliki sifat dan relasi yang berbeda dengan dunia. Kesamaan ada
dalam aspek metafisik dasar, tetapi identitasnya berbeda dalam teologi dan
wahyu.
You
said:
Bagaimana tanggapan lanjutan untuk pernyataan itu dalam
rangka membaca Cathecism of the catholic church art.841
ChatGPT
said:
Dalam Katekismus
Gereja Katolik (KGK) artikel 841, dikatakan:
"Gereja
mempunyai hubungan dengan kaum Muslimin. 'Mereka mengakui bahwa mereka memiliki
iman Abraham, dan bersama kita mereka menyembah Allah yang esa dan penyayang,
yang akan mengadili manusia pada hari kiamat' (LG 16)."
Artikel ini
sering digunakan untuk menyatakan bahwa Tuhan dalam Kristen dan Islam adalah
sama. Namun, untuk memahami pernyataan ini dengan benar, kita harus membaca
dalam konteks teologis yang lebih luas.
1.
Konteks Konsili Vatikan II (Lumen Gentium 16)
KGK 841
mengutip Lumen Gentium 16, yang berbicara tentang hubungan Gereja dengan
umat beragama lain, khususnya Islam. Konsili menyatakan bahwa Muslim:
- Mengakui keesaan Allah yang
Esa dan Penyayang
- Bersama kita menyembah Allah
yang sama
dalam arti bahwa mereka mengarahkan ibadah mereka kepada satu Tuhan yang
sama yang diakui Abraham.
Namun, ini
tidak berarti bahwa konsep Tuhan dalam Islam dan Kristen sepenuhnya identik,
melainkan bahwa ada kesamaan dalam aspek monoteisme. Islam dan Kristen
sama-sama menolak politeisme dan percaya pada satu Tuhan Pencipta.
2. Kesamaan Ibadah vs. Identitas Tuhan
KGK 841 tidak mengatakan bahwa konsep Tuhan dalam Islam
dan Kristen sama secara substansial, tetapi hanya mengakui bahwa Muslim
mengarahkan ibadah mereka kepada Tuhan yang Esa—yaitu Tuhan yang sama yang
pertama kali disembah oleh Abraham.
Namun, bagaimana Tuhan dipahami dan diwahyukan berbeda:
- Dalam
Islam, Tuhan adalah satu secara numerik dan tidak memiliki pluralitas
dalam diri-Nya.
- Dalam
Kristen, Tuhan adalah satu dalam esensi, tetapi memiliki tiga pribadi
dalam Trinitas.
- Islam
menolak bahwa Allah bisa menjadi manusia (inkarnasi), sementara Kristen
mengakui Yesus sebagai Allah yang menjelma.
Maka, kesamaan dalam penyembahan tidak berarti kesamaan
dalam hakikat Tuhan itu sendiri.
3. Posisi Gereja Katolik: Hubungan dengan Muslim dalam
Rangka Evangelisasi
Pernyataan dalam KGK 841 tidak bertujuan untuk menyamakan
Tuhan Kristen dan Islam, tetapi lebih kepada menjembatani dialog dan
evangelisasi. Konsili Vatikan II ingin menegaskan bahwa Muslim tidak bisa
dianggap sebagai penyembah berhala atau politeis, tetapi mereka tetap belum
menerima wahyu penuh tentang Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Kristus.
St. Yohanes Paulus II dalam “Redemptoris Missio” (1990)
juga menegaskan bahwa Islam dan Kristen memiliki pemahaman Tuhan yang sangat
berbeda. Maka, tujuan Gereja bukanlah hanya mencari kesamaan, tetapi juga
mengajak umat Islam kepada kepenuhan kebenaran dalam Kristus.
Kesimpulan
Apakah KGK 841 membuktikan bahwa Tuhan Kristen dan Islam
sama?
Jawabannya: Tidak secara substansial, tetapi ada kesamaan dalam monoteisme.
- Gereja
mengakui bahwa Muslim menyembah satu Tuhan yang Esa, sama seperti Abraham.
- Namun,
cara mereka memahami Tuhan sangat berbeda dari wahyu Kristen.
- Kesamaan
ibadah tidak berarti kesamaan identitas substansial Tuhan.
Jadi, sesuai dengan analisis filosofis sebelumnya, konsep
Tuhan dalam Islam dan Kristen tetap berbeda secara hakiki, terutama dalam hal
Trinitas dan inkarnasi.
4o
Banyak polemikus Protestan, terutama yang berasal dari
kalangan apologet evangelikal atau fundamentalis, menuduh bahwa Katekismus
Gereja Katolik (KGK) 841 adalah bukti bahwa Gereja Katolik telah menyimpang
dari iman Kristen yang sejati. Beberapa dari mereka bahkan menuduh bahwa
Katolik telah mengajarkan pluralisme agama atau sinkretisme,
seolah-olah Gereja menyatakan bahwa Islam adalah jalan keselamatan yang sah.
Namun, tuduhan ini sering didasarkan pada kesalahpahaman
terhadap KGK 841 dan ajaran Gereja Katolik secara keseluruhan. Mari kita
analisis beberapa kesalahan mendasar dalam tuduhan mereka.
1. Kesalahan: Menganggap bahwa KGK 841 Menyamakan Tuhan
Islam dan Kristen Secara Substansial
Banyak polemikus Protestan menyatakan bahwa jika Gereja
Katolik mengatakan bahwa Muslim "menyembah Allah yang sama," itu
berarti Katolik mengajarkan bahwa Tuhan dalam Islam dan Kristen sepenuhnya
identik.
Kesalahan mereka:
- KGK
841 tidak mengatakan bahwa konsep Allah dalam Islam dan Kristen sepenuhnya
sama, tetapi hanya mengakui bahwa Muslim memiliki monoteisme yang
mengarah kepada Allah Pencipta yang sama dengan iman Abraham.
- Gereja
Katolik tetap mengajarkan bahwa pengenalan yang sejati tentang Allah
hanya ada dalam Yesus Kristus, yang adalah pewahyuan sempurna Allah (Yoh
14:6, Kol 1:15).
- Islam
memiliki pemahaman yang keliru tentang Allah karena menolak Trinitas dan
Inkarnasi. Hanya karena Muslim memiliki pengenalan parsial tentang
Allah tidak berarti bahwa mereka mengenal Allah dengan benar.
Analogi sederhana: Jika dua orang berbicara tentang seorang
raja, tetapi satu orang memiliki informasi yang salah tentangnya (misalnya,
menolak bahwa raja itu memiliki anak), itu tidak berarti mereka berbicara
tentang dua raja yang berbeda, tetapi salah satu memiliki pemahaman yang lebih
benar.
2. Kesalahan: Menganggap KGK 841 Mengajarkan
Universalisme (Semua Agama Sama Benar)
Banyak polemikus Protestan mengklaim bahwa KGK 841 berarti
Katolik percaya bahwa Islam adalah jalan keselamatan yang sah, atau bahwa semua
agama sama-sama benar.
Kesalahan mereka:
- KGK
841 tidak mengatakan bahwa Islam adalah jalan keselamatan. Gereja
Katolik tetap mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan
keselamatan (Kis 4:12).
- Gereja
Katolik mengakui bahwa ada unsur kebenaran dalam agama lain tetapi keselamatan
hanya datang dari Kristus.
- Ini
sejalan dengan ajaran Rasul Paulus dalam Roma 1:19-20, bahwa
manusia bisa mengenal Allah secara parsial melalui akal budi, tetapi
pengenalan sejati hanya ada dalam Kristus.
Gereja mengajarkan bahwa hanya dalam Kristus ada
keselamatan penuh, tetapi orang-orang non-Kristen dapat menerima rahmat
Allah dalam cara yang misterius jika mereka dengan tulus mencari kebenaran
(bdk. KGK 846-848).
3. Kesalahan: Mengabaikan Tradisi Kristen yang Lebih Luas
Beberapa polemikus Protestan mengklaim bahwa hanya Gereja
Katolik yang mengajarkan bahwa Muslim menyembah Tuhan yang sama dengan kita,
dan ini adalah ajaran baru.
Kesalahan mereka:
- Tokoh-tokoh
Protestan klasik seperti John Calvin dan C.S. Lewis juga mengakui bahwa
Muslim menyembah Allah sebagai Pencipta.
- Dokumen
Konsili Vatikan II (Lumen Gentium 16) tidak menyatakan sesuatu yang baru,
tetapi melanjutkan tradisi teologi Kristen yang sudah ada.
- Bahkan
St. Thomas Aquinas dalam Summa Contra Gentiles mengakui bahwa Islam
memiliki beberapa kebenaran tentang Tuhan tetapi berada dalam kesalahan
serius tentang hakikat-Nya.
Jadi, bukan hanya Katolik yang mengakui adanya pengenalan
parsial akan Tuhan dalam Islam. Beberapa pemikir Protestan pun memiliki
pandangan serupa.
Kesimpulan:
Mengapa Tuduhan Itu Salah?
- KGK 841 tidak menyatakan bahwa
Tuhan Islam dan Kristen identik dalam segala hal, tetapi hanya bahwa
Muslim mengakui satu Allah Pencipta.
- KGK 841 tidak mengajarkan
bahwa Islam adalah jalan keselamatan yang sah. Gereja tetap
menegaskan bahwa keselamatan hanya dalam Kristus (KGK 846).
- Bukan
hanya Katolik yang mengakui adanya kebenaran parsial dalam Islam; beberapa
pemikir Protestan pun memiliki pandangan yang mirip.
Singkatnya, tuduhan para polemikus Protestan terhadap KGK
841 salah karena didasarkan pada kesalahpahaman tentang ajaran Katolik.
Gereja tidak pernah mengajarkan bahwa semua agama sama atau bahwa Islam
memiliki pemahaman yang benar tentang Tuhan. Sebaliknya, Gereja tetap setia
pada ajaran bahwa keselamatan hanya dalam Yesus Kristus.
Sekian pencerahan ini, tapi percayalah PROTESTAN AKAN
TETAP MENJADI PROTESTAN!
0 komentar:
Posting Komentar