Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Senin, 26 Mei 2025

Misteri Barnabas: Injil yang Tak Diakui Siapa-Siapa Tapi Dibelai Islamis

Ada siaran YouTube berjudul “Injil Barnabas Bukan Karangan Muslim” oleh Ustaz Ahmad Kainama di kanal Ayasofya. Secara umum, video ini berupaya membela otentisitas Injil Barnabas sebagai “nubuatan” kenabian Muhammad dan menyerang kredibilitas Kitab Suci Kristen, khususnya Perjanjian Baru. Di balik retorika populis dan tendensiusnya, ada sejumlah klaim historis dan teologis yang bermasalah secara serius.

Berikut tanggapan dari perspektif Katolik, baik secara sejarah, teologi, maupun logika, terhadap klaim-klaim utama dalam dokumen tersebut:

 

🔥 1. Klaim bahwa Injil Barnabas bukan karangan Muslim

Fakta Historis:

  • Injil Barnabas tidak dikenal dalam tradisi Kristen awal maupun dalam daftar kanon apapun yang sah, termasuk Dekretum Gelasianum (492-496).
  • Teks Injil Barnabas baru muncul dalam sejarah paling awal pada abad ke-16 dalam bahasa Italia dan Spanyol, yang merupakan periode pasca-Islamisasi Andalusia dan interaksi panjang dengan dunia Muslim.
  • Teks ini mengandung banyak kesalahan anakronistik: misalnya menyebut “tong minyak” di Galilea, sistem feodalisme, dan penggunaan istilah “perak dinar”, yang tidak ada pada zaman Yesus.
  • Teks tersebut secara teologis sangat selaras dengan doktrin Islam, termasuk: Yesus tidak disalib, Muhammad adalah Mesias sejati, dan Trinitas ditolak — semua ini bertentangan total dengan iman Kristen apostolik sejak awal.

Salah Paham Kainama:

  • Ia menyamakan surat Barnabas (yang memang dikenal dalam tulisan Bapa Gereja seperti Klemen dan Origen) dengan Injil Barnabas — padahal keduanya adalah dokumen yang berbeda secara radikal.
  • Surat Barnabas ditulis sekitar abad ke-1/2, mengandung pemahaman Kristen awal yang ortodoks (meskipun tidak masuk kanon). Sedangkan Injil Barnabas adalah dokumen rekayasa berisi doktrin Islamisasi terhadap Yesus.

 

🔥 2. Klaim bahwa Injil Barnabas lebih tua dari Islam karena disebut dalam Decretum Gelasianum

Fakta:

  • Yang disebut dalam Decretum Gelasianum adalah "Epistula Barnabae" (Surat Barnabas), bukan “Evangelium Barnabae” (Injil Barnabas). Ini adalah kebingungan fatal antara dua dokumen yang sangat berbeda.
  • Epistula Barnabae adalah teks non-kanonik Kristen abad ke-2, tidak dikenal di kalangan Muslim dan tidak pernah berisi ajaran Islam atau menyebut Muhammad.
  • Adapun Injil Barnabas yang memuat nama Muhammad dan menyangkal penyaliban baru ditemukan dalam bentuk manuskrip bahasa Italia di tangan komunitas Muslim abad ke-16-17.

 

🔥 3. Klaim bahwa kitab Barnabas membuktikan Islam lebih asli dari Kekristenan

Inkoheren secara logis dan historis:

  • Jika Barnabas (sahabat Paulus) benar-benar menulis kitab ini dan menyatakan Yesus bukan Tuhan, maka mengapa tidak ada satu pun Bapa Gereja awal yang menyitir ajaran semacam ini?
  • Mengapa teks ini tidak pernah disebutkan dalam Konsili Ekumenis awal, bahkan oleh para heretik?
  • Gereja Katolik telah memiliki kriteria kanonisitas sejak awal: apostolisitas, kesesuaian doktrin, dan penggunaan liturgis. Injil Barnabas tidak memenuhi ketiganya.

 

🔥 4. Klaim bahwa Kekristenan kacau karena ada dua versi Alkitab (73 vs 66 kitab)

Penjelasan Katolik:

  • Kanon 73 kitab sudah ditegaskan sejak Konsili Hippo (393) dan Kartago (397) serta dikonfirmasi kembali oleh Konsili Trente (1546).
  • Versi 66 kitab milik Protestan adalah hasil penghapusan sepihak oleh Martin Luther terhadap kitab-kitab Deuterokanonika yang digunakan Yesus dan para Rasul dalam Septuaginta (terjemahan Yunani PL).
  • Adanya perbedaan bukan bukti “kekacauan”, tetapi mencerminkan perpecahan paska Reformasi, bukan sejak zaman awal Gereja.

 

🔥 5. Klaim bahwa Al-Qur’an satu-satunya wahyu tanpa keraguan dan umat Islam tidak perlu "mengais-ngais" ke kitab lain

Kontradiksi Internal Islam:

  • Jika Islam tidak perlu "mengais-ngais", mengapa harus merujuk ke Injil Barnabas yang sangat problematik dan tidak diakui bahkan oleh Gereja manapun?
  • Jika Injil Barnabas diklaim sebagai bukti kenabian Muhammad, maka umat Islam justru sedang mengandalkan teks luar (yang inkonsisten) untuk membenarkan wahyu mereka sendiri.

 

💥 Simpulan Apologetik Katolik:

Injil Barnabas bukanlah teks Kristen kuno, melainkan propaganda sinkretis pasca-Islam yang menciptakan “Yesus versi Qur’ani.”

Klaim Kainama sangat ceroboh secara historis, membingungkan dokumen yang berbeda (surat vs injil), dan tidak sanggup memahami prinsip kanonisasi dalam Gereja Katolik. Ironisnya, dalam upaya membuktikan Muhammad dalam Injil, ia justru memperkuat argumen bahwa Islam membutuhkan legitimasi dari Kekristenan. Sayangnya, yang dijadikan acuan bukan Injil yang sahih dan historis, tapi dokumen pseudo-historis yang bahkan para sarjana Muslim sendiri seperti Yusuf al-Qaradawi dan Jamal Badawi anggap tidak otentik.

 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive