Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Minggu, 18 Mei 2025

Paus Baru dan Bunda Maria dari Pompeii — Warisan Devosi dan Harapan Gereja

 

1. Peristiwa Penting: Terpilihnya Paus Leo XIV pada Pesta Maria dari Pompeii

Pada 8 Mei 2025, Gereja Katolik menerima Paus baru, Paus Leo XIV, tepat pada Pesta Bunda Maria dari Rosario di Pompeii. Dalam pidato pertamanya, beliau tidak hanya menyampaikan salam damai dari Kristus yang bangkit, tetapi juga secara langsung mengundang umat untuk berdoa Salam Maria bersama, secara eksplisit menyebut Maria dari Pompeii. Tindakan ini bukan sekadar simbolis, tetapi mencerminkan sebuah arah rohani dan misi pembaruan yang berakar pada sejarah Gereja.

 

2. Maria dari Pompeii: Devosi yang Membangkitkan Iman

Devosi ini dimulai melalui Bartolo Longo, seorang mantan pengacara yang pernah terjerat dalam dunia okultisme, namun mengalami pertobatan dan menemukan panggilannya dalam menyebarkan doa Rosario. Di Lembah Pompeii, ia membangun kembali iman umat yang sudah lama memudar dengan mengajak mereka berdoa Rosario, terutama dengan bantuan lukisan tua Maria dari Rosario yang menjadi pusat devosi. Munculnya berbagai mukjizat menyuburkan kepercayaan umat, dan akhirnya dibangunlah Basilika Maria dari Rosario di Pompeii, yang menjadi pusat peziarahan.

 

3. Paus Leo XIII: Bapa Rosario dan Dukungan terhadap Pompeii

Paus Leo XIII (menjabat 1878–1903) adalah tokoh kunci dalam mendukung dan mengafirmasi devosi ini secara resmi. Beliau:

  • Menyebut Bartolo Longo sebagai “Manusia Rosario”.
  • Menulis sebelas ensiklik tentang Rosario, mendorong umat untuk menjadikan Rosario sebagai senjata rohani dalam menghadapi modernisme dan krisis iman.
  • Meresmikan gereja di Pompeii dan mengangkat devosi ini ke tingkat universal.

Dengan demikian, nama “Leo” yang kini digunakan oleh Paus Leo XIV menjadi gema rohani dari Paus Leo XIII, sebagai tanda kontinuitas dalam semangat doa dan pembaruan melalui Maria.

 

4. Paus Fransiskus dan Maria dari Pompeii: Devosi yang Hidup di Zaman Modern

Paus Fransiskus secara pribadi menunjukkan kedekatan dengan devosi ini. Pada 2015, ia mengutus Delegasi Kepausan untuk memimpin doa Rosario di Basilika Pompeii, dan menyampaikan pesan spiritual bahwa "Maria adalah Bunda yang tidak pernah meninggalkan kita". Ia menekankan pentingnya devosi sederhana seperti Rosario dalam membangun iman keluarga dan Gereja.

Devosi kepada Maria dari Pompeii di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus memperlihatkan kesederhanaan yang kuat, spiritualitas pertobatan, dan kasih sayang Gereja kepada umat kecil dan lemah.

 

5. Paus Leo XIV: Harapan Baru, Akar yang Dalam

Dengan menyebut Maria dari Pompeii dalam pidato pertamanya, Paus Leo XIV mengangkat kembali semangat pembaruan melalui doa dan pertobatan pribadi, sekaligus mengajak seluruh Gereja untuk melihat Maria bukan hanya sebagai sosok penuh kasih, tetapi sebagai Ratu Rosario yang menuntun pada pertobatan dan kedamaian.

Sebagaimana Bartolo Longo dan Paus Leo XIII pernah menunjukkan kekuatan devosi dalam zaman krisis, Paus Leo XIV kini mengajak kita untuk kembali ke sumber kekuatan Gereja: doa dan devosi yang sungguh-sungguh kepada Maria.

 

6. Aplikasi Kateketis untuk Umat

  • Mengenal kembali Rosario: Pelajari kembali struktur dan makna Rosario sebagai doa Kristologis.
  • Meneladani Bartolo Longo: Pengampunan dan pertobatan tidak hanya mungkin, tapi dapat menghasilkan buah pelayanan luar biasa.
  • Melihat kepemimpinan Gereja secara rohani: Nama dan simbol Paus bukan sekadar administratif, tetapi punya makna spiritual yang berakar dalam sejarah keselamatan.
  • Menghormati peran Maria dalam sejarah Gereja: Dari Pompeii ke Vatikan, dari pribadi ke komunitas, Maria hadir sebagai penolong dalam membangun persekutuan.

 

Penutup

Pesta Maria dari Pompeii, Paus Leo XIII, Paus Fransiskus, dan kini Paus Leo XIV—semuanya terhubung dalam benang merah rohani: Rosario, pertobatan, dan misi Gereja untuk membangun perdamaian dan iman dalam dunia yang gersang secara spiritual. Mari kita tanggapi ajakan ini dengan membuka hati bagi Maria, yang selalu menunjuk kita kepada Kristus.

 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive