Maria, Bukan Tambahan dalam Injil: Dialah Pintu Masuk Sang Sabda
Mari kita mulai dengan satu pertanyaan yang sederhana namun revolusioner:
Jika Yesus adalah Allah, bagaimana mungkin Maria bukan Bunda Allah?
Pertanyaan ini bukan sekadar teka-teki teologis. Ini adalah batu uji iman Kristen—karena menyangkal bahwa Maria adalah Bunda Allah berarti kita sedang mencabik-cabik pribadi Yesus, memisahkan kemanusiaan-Nya dari keilahian-Nya.
1. Bukan Mengkultuskan, Tapi Mengakui
Banyak orang Protestan menuduh umat Katolik “meninggikan Maria secara berlebihan”. Tapi kenyataannya, yang kami lakukan hanyalah mengakui kebenaran inkarnasi: bahwa Allah benar-benar menjadi manusia di dalam rahim seorang perempuan bernama Maria. Bukan Maria yang membuat dirinya penting—Allah sendirilah yang memilih dan memuliakannya.
2. Bunda Allah: Gelar untuk Menjaga Kristologi
Pada Konsili Efesus tahun 431, Gereja mendefinisikan Maria sebagai Theotókos—"Pembawa Allah", bukan sekadar "ibu Yesus" dalam sisi manusiawi. Mengapa? Karena menolak Theotókos berarti membelah pribadi Kristus: satu Yesus yang ilahi dan satu lagi yang hanya manusia. Itu adalah bidah Nestorianisme, yang ditolak oleh seluruh Gereja.
"Barangsiapa tidak mengakui bahwa Maria adalah Bunda Allah, terkutuklah dia" — St. Sirilus dari Aleksandria
3. Maria dalam Kitab Suci: Tidak Hilang, Tapi Diabaikan
Lukas 1:43 mencatat Elizabeth, yang “dipenuhi Roh Kudus”, menyapa Maria:
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"
Kata “Tuhanku” (Kyrios) adalah istilah untuk Allah sendiri.
Dan dalam Lukas 1:48, Maria berkata:
"Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia."
Jika ada gereja yang tidak pernah menyebut Maria berbahagia, maka sebenarnya gereja itu sedang melanggar Alkitab.
4. Tanpa Maria, Inkarnasi Menjadi Abstrak
Ketika iman Kristen kehilangan Maria, Yesus mulai dilihat seperti superhero yang turun dari langit, bukan Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia dari rahim seorang wanita Yahudi. Ini membuka jalan bagi paham-paham sesat seperti Doketisme atau Gnostisisme yang menolak kemanusiaan Kristus.
5. Mariologi Adalah Kristologi yang Diperdalam
Kita tidak berbicara tentang "Maria atau Yesus". Kita berbicara tentang Yesus melalui Maria. Ibarat kaca pembesar, Maria memperjelas gambaran Yesus—bukan menutupinya. Bahkan, kata-kata terakhir Maria dalam Kitab Suci adalah:
"Apa pun yang dikatakan-Nya kepadamu, lakukanlah itu." (Yoh 2:5)
Itu bukan ajakan menyembah Maria. Itu adalah tindakan misioner sejati.
6. Simbol-Simbol Maria dalam Alkitab:
-
Maria sebagai Hawa Baru (Kejadian 3:15; Luk 1:38): ketaatan menggantikan pemberontakan.
-
Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru (Luk 1:39–56 // 2 Sam 6): mengandung Sang Firman, Roti Hidup, dan Imam Agung sejati.
-
Maria sebagai Ratu Ibu (Gebirah) (1 Raj 2:19): wanita yang duduk di sebelah kanan Raja untuk menjadi pengantara bagi umat.
7. Devosi, Bukan Penyembahan
Gereja Katolik tidak menyembah Maria. Devosi kepada Maria disebut hyperdulia—penghormatan tertinggi kepada ciptaan—jauh di bawah latria yang hanya ditujukan kepada Allah. Katekismus Gereja Katolik (KGK 971) menegaskan hal ini dengan tegas.
“Menghormati Maria berarti meneladani dia. Dan meneladani dia berarti mengikuti Yesus lebih dalam lagi.”
8. Kesatuan, Bukan Perpecahan
Ironisnya, umat Protestan dan Katolik sepakat akan Trinitas, Kristologi, dan keselamatan oleh kasih karunia. Tapi ketika menyebut nama Maria, tiba-tiba tembok doktrinal dibangun. Mengapa? Karena banyak yang takut terlalu Katolik.
Namun ketakutan ini tak berdasar. Maria tak pernah merampas kemuliaan Yesus. Ia justru menyerahkan seluruh keberadaannya bagi Yesus. Dia adalah peta jalan menuju Yesus.
9. Penutup: Kembali ke Akar Iman
Maria bukan gangguan bagi Injil. Dia adalah bagian dari Injil. Dia bukan sekadar tokoh pendukung. Dia adalah tanda sejarah bahwa Firman benar-benar menjadi daging.
Jika Yesus tidak malu disebut sebagai “anak Maria”,
jika Allah mempercayakan diri-Nya dalam rahim dan didikan seorang perempuan,
siapakah kita yang menolak menghormatinya?
Jika Anda ingin mengenal Yesus lebih dalam, kenallah Maria, sebab seperti yang dikatakan para kudus:
"Ad Jesum per Mariam" – Kepada Yesus melalui Maria.
Dan di bawah salib, Kristus sendiri memberikan Maria kepada kita semua:
"Lihatlah ibumu!" (Yohanes 19:27)
Kini, giliran Anda menjawabnya:
Apakah Anda akan menerima karunia ini?
0 komentar:
Posting Komentar