Karena di dunia Protestan:
-
Devosi itu dianggap berhala, kecuali kalau devosinya ke Alkitab versi King James.
-
Mereka bingung membedakan antara menyembah dan menghormati, jadi begitu lihat Katolik mencium patung atau berdoa melalui perantaraan orang kudus, langsung disimpulkan: “Itu pasti penyembahan berhala!”
-
Mereka tidak punya pengalaman spiritual yang memadukan tubuh, emosi, dan simbol. Semua mesti rasional, steril, dan eksklusif Alkitab.
📌 Analogi Tajam
Menilai devosi Katolik dari sudut pandang Protestan itu seperti:
“Vegetarian yang mengomentari cara memasak steak—padahal dia nggak pernah makan daging.”
Jadi, ketika Protestan bilang, “Devosi Maria itu berlebihan,” yang sebenarnya mereka maksud adalah:
“Kami tidak mengerti, tidak pernah mengalami, dan tidak punya konsep serupa. Maka harus salah.”
🔍 Inkoherensi Laten dalam Kritik Mereka
Protestan menyebut devosi Katolik sebagai “menambah Injil”. Tapi mereka sendiri:
-
Punya “altar call” yang tak pernah diajarkan Yesus.
-
Punya jam pujian-penyembahan yang penuh emosi, tapi menolak Rosario karena dianggap "ritual kosong".
-
Membuat pendeta sebagai pusat karismatik dan bahkan "bapa rohani", tapi menuduh Katolik sebagai kultus karena menghormati Maria.
Ironis, bukan?
💡 Fakta Teologis Singkat
-
Devosi kepada Maria tidak menggantikan Kristus, tetapi mengarah kepada Kristus.
-
Devosi bukan dogma, tapi ekspresi cinta—dan cinta tidak harus dicatat dalam pasal dan ayat.
-
Tanpa devosi, iman menjadi dingin, abstrak, dan impersonal. Itulah risiko spiritual dari pendekatan Protestan yang terlalu rasionalistik.
✝️ Penutup :
Kalau kalian ingin memahami devosi, silakan masuk dulu ke dalam Tradisi Gereja, rasakan keindahannya. Jangan komentari altar yang tak pernah kalian dekati, dan jangan menilai Bunda kami yang bahkan tidak pernah kalian hormati.