Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Jumat, 13 Juni 2025

Mereka Menyebut Dusta Sebagai Kebenaran: Mengapa Banyak Protestan Justru Masuk Katolik?

"Kalau memang Katolik itu sesat, mengapa perlu berdusta untuk menyerangnya?"

Itu pertanyaan yang sederhana—namun menghantam. Pertanyaan yang muncul dari kesaksian banyak orang yang dulunya Protestan, dan kini justru memeluk iman Katolik. Mengapa mereka pindah? Jawabannya bukan karena emosi, bukan karena ritual, apalagi karena tekanan. Mereka pindah karena satu hal: kebenaran.

Di Balik Tuduhan: Dusta Lama yang Diulang-Ulang

Sudah ratusan tahun kita mendengar tuduhan terhadap Gereja Katolik: "Katolik menyembah Maria", "Katolik menuhankan Paus", "Katolik melarang membaca Alkitab", "Katolik menambah-nambahi Alkitab", dan seterusnya.

Tapi mari kita jujur—apakah tuduhan-tuduhan itu benar?

Setiap orang berakal sehat akan berpikir: kalau tuduhan itu benar, tentu bisa dibuktikan secara jujur, bukan? Tapi kenyataannya, banyak tuduhan itu berdiri di atas karikatur, bukan kenyataan. Misalnya:

  • Dikatakan Katolik menyembah Maria sebagai dewi—padahal tidak satu pun dokumen resmi Katolik, entah itu Konsili, Katekismus, ataupun dokumen Paus, pernah mengajarkan bahwa Maria adalah ilahi. Katolik menghormati Maria, seperti yang diajarkan Alkitab: "Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia." (Luk 1:48). Hormat, bukan penyembahan.

  • Dikatakan Katolik melarang membaca Alkitab. Tapi buktinya? Gereja Katoliklah yang pertama menyusun dan menetapkan daftar kitab suci di abad ke-4. Bahkan saat Protestan baru muncul abad ke-16, Katolik sudah punya 1000 tahun lebih tradisi membumikan sabda Allah dalam liturgi harian.

  • Dikatakan suksesi apostolik itu tidak ada, padahal para Bapa Gereja abad pertama seperti Santo Klemens dari Roma dan Santo Ignatius dari Antiokhia—murid langsung para rasul—menulis secara eksplisit bahwa para rasul menetapkan para uskup sebagai penerus mereka. Itu bukan doktrin baru; itu doktrin kuno, yang dijaga oleh Gereja Katolik sampai hari ini.

Mengapa Mereka Berbohong?

Kita tidak menuduh semua pengkritik Katolik sebagai pembohong sadar. Sebagian besar hanya mengulangi apa yang mereka dengar, tanpa pernah benar-benar mempelajari iman Katolik dari sumbernya.

Tapi inilah yang menjadi akar masalah: ketika engkau ingin mengkritik sesuatu, kritiklah dengan jujur. Jangan buat karikatur.

Mengapa begitu banyak apologis Protestan menggunakan tuduhan-tuduhan palsu terhadap Gereja Katolik? Jawabannya bisa jadi sederhana: karena kalau mereka menyampaikan kebenaran, justru akan mengarahkan orang pada Katolik. Maka harus dibuat "versi palsu" dari Katolik agar mudah diserang.

Ibarat debat yang curang: bukan melawan lawan yang sesungguhnya, tapi boneka jerami yang mereka buat sendiri.

Justru Karena Dusta Itu, Banyak yang Masuk Katolik

Inilah ironi sejarah yang menyakitkan namun indah: justru karena kebohongan-kebohongan itulah banyak Protestan mulai mempelajari sendiri iman Katolik. Dan ketika mereka membuka dokumen resmi, membaca tulisan para Bapa Gereja, mengikuti kelas Katekese Katolik, dan menyimak para imam Katolik yang berbicara dengan intelektualitas dan ketenangan—mereka mulai sadar.

"Saya telah ditipu selama ini."

Dan mereka pun berpindah. Bukan karena merasa nyaman. Tapi karena menemukan kebenaran yang tidak bisa mereka bantah. Kebenaran yang kokoh, historis, dan logis. Kebenaran yang tidak perlu memaki agama lain untuk meyakinkan.

Agama yang Bertahan Lewat Segala Zaman

Gereja Katolik bukanlah gereja yang muncul baru kemarin. Ia telah melalui penganiayaan Romawi, invasi barbar, abad kegelapan, reformasi, revolusi, perang dunia, bahkan pascamodernisme. Apa yang membuatnya tetap berdiri? Apakah karena kekuatan politik? Atau karena kebenaran iman itu sendiri?

Sebagaimana dikatakan oleh banyak orang yang kembali ke Katolik: "Aku tidak lagi mencari gereja yang paling nyaman, tapi gereja yang paling benar."

Dan kebenaran itu, ternyata, tidak berubah sejak abad pertama. Sama seperti para Rasul, sama seperti para martir, sama seperti para kudus dari segala bangsa.

Penutup: Ajakan untuk Berani Mencari Kebenaran

Blog ini bukan untuk membenci siapa pun. Kami mencintai saudara-saudari Protestan. Justru karena cinta itulah, kami ingin mengajak: beranilah mencari tahu apa yang Gereja Katolik benar-benar ajarkan.

Beranilah membaca Kitab Suci dan sejarah Gereja. Dengarkan juga para imam dan teolog Katolik dari sumbernya, bukan dari lawannya. Kalau Gereja Katolik salah, kamu akan menemukannya. Tapi kalau benar… apakah kamu berani menghadapinya?


Salve Maria. Viva Cristo Rei!

"Mereka berdusta, karena kebenaran itu Katolik."

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive