Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Jumat, 13 Juni 2025

Petrus: Batu Karang Gereja dan Paus Pertama — Sebuah Tanggapan Apologetik

Salah satu keberatan klasik dari kalangan non-Katolik terhadap Gereja Katolik adalah soal Petrus sebagai Paus pertama. Banyak yang mengatakan bahwa gelar "Paus" tidak pernah disebutkan dalam Alkitab dan bahwa jabatan itu hanyalah hasil rekayasa sejarah yang baru muncul belakangan. Benarkah demikian?

Mari kita telusuri akar sejarah dan dasar biblis tentang mengapa Gereja Katolik percaya bahwa Rasul Petrus adalah Paus pertama, batu karang tempat Kristus mendirikan Gereja-Nya (bdk. Mat 16:18).


1. “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini…” (Mat 16:18–19)

Dalam Injil Matius, kita menemukan peristiwa penting ketika Yesus berkata kepada Simon:

“Engkau adalah Petrus (Petros), dan di atas batu karang (petra) ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku... Aku akan memberikan kepadamu kunci Kerajaan Surga.”

Ini bukan permainan kata yang sekadar simbolis. Dalam konteks bahasa Aram yang dipakai Yesus, kata yang digunakan untuk "Petrus" dan "batu karang" adalah satu dan sama: kepha. Jadi, kalimat itu akan terbaca:

"Engkau adalah Kepha, dan di atas Kepha ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku."

Artinya jelas: Yesus menunjuk pribadi Petrus sebagai fondasi Gereja-Nya. Pemberian kunci adalah simbol otoritas raja dalam budaya Yahudi (bdk. Yes 22:22), yang secara simbolik diwariskan kepada Petrus sebagai pemegang otoritas tertinggi setelah Kristus.


2. Petrus: Pemimpin Para Rasul

Dalam seluruh Perjanjian Baru, Petrus tampil sebagai pemimpin utama. Ia selalu disebut pertama dalam daftar rasul (bdk. Mat 10:2). Ia yang pertama berbicara dalam Konsili Yerusalem (Kis 15), dan yang pertama mewartakan Injil secara terbuka di hari Pentakosta (Kis 2). Ketika perlu pengambilan keputusan, suara Petrus yang menentukan.

Yesus juga secara pribadi memulihkan Petrus setelah ia jatuh (bdk. Yoh 21:15–17) dan memintanya untuk menggembalakan kawanan domba-Nya. Dalam simbolisme alkitabiah, ini bukan sekadar kata manis. Yesus memberikan otoritas pastoral universal kepada Petrus: menggembalakan seluruh umat percaya.


3. Kesaksian Tradisi Awal Gereja

Bukti tertulis dari Bapa-Bapa Gereja awal semakin memperkuat klaim ini. St. Irenaeus dari Lyon (abad ke-2) secara eksplisit menyebutkan bahwa Gereja Roma didirikan oleh para rasul Petrus dan Paulus, dan bahwa suksesi uskup dari Petrus hingga saat ini merupakan tanda keabsahan Gereja.

Begitu pula Tertulianus dan St. Siprianus menyebut otoritas Takhta Roma sebagai pusat kesatuan Gereja universal. Dalam situasi konflik ajaran, semua berpaling kepada Roma sebagai rujukan terakhir.


4. Obyektivitas Historis: Paus Bukan Sekadar Gelar

Memang benar bahwa kata “Paus” (Papa) sebagai gelar resmi baru digunakan secara lebih konsisten pada abad ke-4 atau ke-5. Namun, fungsi dan otoritas Petrus sebagai pemimpin Gereja sudah ada sejak awal. Sama seperti kata "Trinitas" yang tidak ditemukan secara eksplisit dalam Alkitab, namun realitasnya sangat alkitabiah dan diterima oleh hampir semua denominasi Kristen, demikian pula peran Petrus sebagai pemimpin utama adalah fakta sejarah dan teologis.


5. Penerus Petrus: Mengapa Paus Ada?

Gereja tidak percaya bahwa hanya Petrus saja yang punya otoritas, lalu berakhir saat ia mati. Seperti dalam sistem keuskupan, jabatan kerasulan diteruskan. Maka, sebagaimana Petrus menjadi uskup pertama Roma, maka setiap Uskup Roma menjadi penerus jabatan Petrus, yakni Paus.

Inilah yang membuat Takhta Suci Roma menjadi pusat kesatuan dan otoritas ajaran dalam Gereja Katolik. Paus bukan pesaing Kristus, melainkan wakil-Nya yang terlihat (Vicarius Christi), pemersatu dan penjaga ortodoksi iman.


Kesimpulan: Batu Karang yang Tidak Tergoyahkan

Menolak posisi Petrus sebagai Paus pertama bukan hanya berarti menolak interpretasi Katolik atas Matius 16:18, tetapi juga mengabaikan:

  • Data Alkitabiah yang sangat eksplisit

  • Kesaksian para Bapa Gereja awal

  • Struktur kerasulan yang diwariskan secara historis

Dengan kata lain, jika Yesus benar-benar mendirikan Gereja-Nya, dan jika Dia berjanji bahwa “alam maut tidak akan menguasainya,” maka keberadaan Paus sebagai penerus Petrus justru menegaskan kesetiaan Tuhan menjaga Gereja-Nya dari kekacauan dan kesesatan.


"Di mana Petrus, di situ Gereja."
Dan di mana Gereja yang sejati, di situlah kasih karunia dan kebenaran tinggal — sampai akhir zaman.


✝️ “Quod ubique, quod semper, quod ab omnibus creditum est.” – Yang dipercayai di mana-mana, sepanjang waktu, oleh semua umat beriman: itulah kebenaran.

Jika Anda masih bertanya, “Mengapa Katolik punya Paus?”, maka jawaban sederhananya adalah ini: Karena Yesus Kristus sendiri yang menunjuk Petrus. Dan Gereja-Nya tetap setia menjaga warisan itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive