Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Sabtu, 03 Februari 2024

MEMBAWA KESEMBUHAN DAN KEUTUHAN MINGGU BIASA KE5 TAHUN B


Pendahuluan: Bacaan hari ini menantang kita untuk menghindari pandangan Ayub yang pesimistis dan putus asa terhadap kehidupan sebagai rantai kesakitan dan penderitaan dan menerima kehidupan dengan harapan dan optimisme sebagai anugerah berharga dari Tuhan, menggunakannya untuk berbuat baik bagi orang lain dan menghabiskan waktu, bakat kita. dan hidup untuk orang lain seperti yang dilakukan Yesus dan seperti yang dilakukan St. Paulus.

Pelajaran dari Kitab Suci: Walaupun Injil menampilkan Yesus dengan antusias menjalani hari Sabat-Nya dalam pelayanan khotbah dan penyembuhan, bacaan pertama merinci rasa frustrasi Ayub dengan sangat kontras: Ayub mengeluh tentang kebosanan dan kesia-siaan hidup serta kesengsaraan hidup manusia. Namun pada akhirnya, ketika matanya dibukakan oleh Tuhan, Ayub menyerahkan dirinya, penderitaannya, pekerjaannya dan segala sesuatu yang dimilikinya dan kehilangannya kepada hikmat Tuhan yang lebih besar (Ayub 42:1-6). Kesengsaraan Ayub juga menandai kondisi orang-orang yang datang kepada Yesus untuk meminta kesembuhan. Yesus menjungkirbalikkan kondisi manusia, membawa harapan dan kesembuhan – dulu dan sekarang. Bacaan kedua mengungkapkan Paulus kepada kita sebagai pengikut Yesus yang sejati dan dinamis, tergerak seperti Yesus oleh kepedulian terhadap mereka yang terhilang yang menuntunnya untuk memberitakan Injil tanpa biaya kepada orang-orang, dan untuk melayani mereka sebagai budak mereka dengan kasih dan kasih Yesus. kesetiaan. Dengan menunjukkan respon spontan ibu mertua Petrus setelah dia disembuhkan oleh Yesus, Injil hari ini mengajarkan kita bahwa pemuridan yang sejati berarti memberikan pelayanan yang penuh kasih dan tanpa pamrih kepada orang lain. Markus menunjukkan kepada kita hari Sabat yang khas dalam pelayanan Yesus: mengambil bagian dalam ibadah di sinagoga, mengajar dengan otoritas, mengusir setan, menyembuhkan ibu mertua Simon dan, setelah matahari terbenam, menyembuhkan “banyak orang yang sakit dengan berbagai penyakit, dan [mengusir] banyak setan” – sehari penuh pelayanan tanpa pamrih. Namun, Yesus bangun pagi-pagi keesokan paginya dan pergi ”ke tempat terpencil” untuk berdoa, guna menilai pekerjaannya di hadapan Allah Bapanya dan untuk mengisi ulang tenaga rohaninya.

Pesan-pesan kehidupan: 1) Kita perlu menjadi alat bagi karya penyembuhan Yesus. Membawa kesembuhan dan keutuhan adalah pelayanan Yesus bahkan hingga saat ini. Kita semua membutuhkan kesembuhan untuk pikiran kita, ingatan kita, dan hubungan kita yang rusak, dan sekarang Yesus juga menggunakan konselor, dokter, teman, atau bahkan orang asing dalam pelayanan penyembuhannya. Marilah kita memohon kesembuhan biasa yang kita perlukan dalam hidup kita sendiri. Ketika kita sudah sembuh, jangan lupa untuk mengucap syukur kepada Yesus atas kebaikan, kemurahan, dan kasih sayang-Nya dengan berbalik melayani sesama. Proses penyembuhan kita selesai hanya ketika kita siap membantu orang lain dalam kebutuhan mereka dan fokus pada hal-hal di luar diri kita. Marilah kita juga menjadi alat penyembuhan Yesus dengan mengunjungi orang sakit dan berdoa untuk kesembuhan mereka. Namun marilah kita ingat bahwa kita membutuhkan kekuatan Tuhan bukan hanya untuk membuat diri kita sendiri dan orang lain menjadi baik, namun untuk membuat kita dan orang lain menjadi utuh.

2) Kita perlu hidup untuk orang lain seperti yang Yesus lakukan: Yesus adalah manusia bagi orang lain, membagikan apa yang dimilikinya kepada orang lain. Dalam hidupnya ada waktu untuk berdoa, ada waktu untuk penyembuhan, dan ada waktu untuk rekonsiliasi. Mari kita menerima tantangan ini dengan berbagi cinta, belas kasihan, kasih sayang dan pengampunan dengan orang lain. Daripada menganggap hidup ini membosankan dan sia-sia, marilah kita menjalani hidup seperti Yesus, penuh dinamisme dan semangat untuk kemuliaan Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget