LGZdNWF7LWRaNat9MGJ9NaVcN6MkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

SAATNYA MENGENAL TEKNIK RETORIKA PROTESTAN: REVISI SEJARAH GEREJA

 


 Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Seringkali kita mendengar dari saudara-saudari kita yang Protestan sebuah pernyataan seperti ini:

“Kami hanya percaya pada Alkitab, bukan pada tradisi buatan manusia.”
“Gereja mula-mula itu sederhana, tidak ada paus, tidak ada devosi pada Maria, tidak ada sakramen-sakramen seperti sekarang.”
“Ajaran Katolik itu tambahan belakangan, menyimpang dari Injil yang sejati.”

Terdengar meyakinkan, bukan?

Namun, tahukah Anda bahwa ini semua adalah bagian dari retorika yang disebut revisi historis, atau dalam bahasa sederhananya: penulisan ulang sejarah untuk membenarkan posisi sendiri?

Apa maksudnya?

Ketika seseorang ingin membenarkan sebuah perpecahan, cara termudah adalah mengatakan bahwa yang dipisahkan itu memang sudah salah sejak awal. Maka, yang dilakukan adalah menyusun narasi bahwa Gereja Katolik telah menyimpang dari “ajaran asli Kristus”, lalu mengklaim bahwa Reformasi Protestan bukanlah sebuah perpecahan, melainkan sebuah “pemulihan”.

Padahal kenyataannya, mereka memutuskan diri dari tubuh Kristus yang satu dan kudus — Gereja Katolik — yang telah berdiri tanpa putus sejak para rasul.

 

Mari kita lihat lebih dekat retorika mereka:

🗣 “Gereja yang sejati tidak kelihatan.”
Lalu kita bertanya: Bagaimana mungkin Gereja yang disebut tubuh Kristus itu tidak kelihatan?
Bukankah Yesus sendiri mendirikan Gereja di atas batu karang Petrus (Mat 16:18)? Gereja itu nyata, memiliki struktur, hirarki, dan sakramen. Dari mana kita tahu? Dari sejarah! Dan sejarah itu tidak bisa dihapus oleh retorika.

🗣 “Kami kembali ke Alkitab.”
Tapi siapa yang mengumpulkan dan mengesahkan kitab-kitab dalam Alkitab? Gereja Katolik! Kalau begitu, bagaimana mungkin menolak Gereja yang melahirkan kanon Kitab Suci?

🗣 “Tradisi itu buatan manusia.”
Namun di 2 Tesalonika 2:15, Paulus justru berkata: “Berpeganglah pada tradisi-tradisi yang kamu terima dariku, baik secara lisan maupun tertulis.” Lisan? Artinya: Tradisi Suci.

🗣 “Maria hanya perempuan biasa.”
Tapi sejak abad pertama, para martir dan Bapa Gereja telah menyebut Maria sebagai “Theotokos”, Bunda Allah, dan menghormatinya sebagai perempuan baru, Hawa baru, yang kerelaannya membuka jalan keselamatan.

 

Apa bahayanya jika kita terpengaruh?

Jika kita menelan mentah-mentah revisi historis ini, kita bisa mulai meragukan akar iman kita sendiri. Iman Katolik bukan dibangun di atas opini atau tren, tetapi di atas kesaksian historis, kesetiaan apostolik, dan janji Kristus sendiri: “Aku menyertai kamu sampai akhir zaman.”

 

Maka umat Katolik perlu tahu:

  1. Gereja Katolik tidak menyimpang, melainkan terus bertumbuh dalam terang Roh Kudus.
  2. Kitab Suci dan Tradisi adalah dua pilar satu Wahyu yang saling melengkapi, bukan saling menggantikan.
  3. Yesus tidak meninggalkan kita dalam kebingungan, tapi mendirikan Gereja yang kelihatan, dan memberikan Petrus serta para penggantinya sebagai gembala.
  4. Dan yang terakhir: Devosi, sakramen, dogma, semuanya berakar dalam pengalaman Gereja purba — bukan penambahan, tapi pemeliharaan iman yang hidup.

 

Saudara-saudari, mari kita cintai iman kita. Jangan biarkan narasi asing mengaburkan sejarah keselamatan yang Tuhan telah rajut melalui Gereja-Nya. Kalau ada yang datang menyebarkan narasi baru yang terdengar berbeda dari apa yang telah dijaga Gereja sejak awal, jangan langsung percaya.

Tanyakan ini:

Di mana jemaatmu saat Santo Ignatius dari Antiokhia menulis tentang Ekaristi di tahun 107?
Di mana gerejamu saat Konsili Nicea tahun 325 menyatakan Yesus sehakikat dengan Bapa?
Siapa yang menjaga Alkitab sampai bisa dibaca hari ini, kalau bukan Gereja yang sama?

Gereja Katolik tidak takut sejarah — karena kita justru dibentuk oleh sejarah keselamatan. Yang harus kita waspadai justru adalah mereka yang berusaha menulis ulang sejarah demi membenarkan perpecahan.

 

Penutup

Mari kita teguh dalam iman. Iman kita bukan buatan manusia, tapi lahir dari karya Allah yang nyata dan historis. Gereja Katolik bukan “menyimpang”, tapi tetap setia dalam perjalanan panjang kasih Tuhan bagi umat manusia.

Share This Article :

Click here for comments 1 Comments:

  1. Salve Pater.semangat terus untuk mengajar saya yang minim literasi dan adanya ini sangat membantu 🙏

    BalasHapus
9000568233845443113