Tata Liturgi Pemakaman Katolik
Kematian bukanlah akhir segala-galanya. Kematian adalah awal hidup baru. Kematian para martir pada abad-abad pertama disebut “saat kelahiran” dalam hidup abadi. Maka peringatan hari kemartiran mereka dirayakan sebagai “dies natalis” (misalnya hari peringatan kemartiran santo Laurensius disebut “dies natalis sancti Laurentii”).
Bagi orang beriman kristiani, mengalami kematian merupakan partisipasi manusia dalam peristiwa kematian Yesus Kristus sebagai langkah penting dalam mengalahkan kelemahan, dosa, maut dan kesementaraan menuju keabadian, hidup, kekudusan dan kemuliaan surgawi.
Upacara Pemakaman
1. Suatu penghargaan terhadap martabat manusia. Manusia utuh, dengan tubuh dan roh (badan dan jiwa) merupakan ciptaan Tuhan yang telah ditebus oleh Tuhan. Orang-orang beriman adalah bait Allah Roh Kudus (1 Kor 6:19).
2. Suatu tanda solidaritas. Dengan upacara ini kita mengungkapan persekutuan antara kita yang masih hidup dengan mereka yang sudah meninggal dunia.
3. Penghargaan terhadap nilai-nilai positip dari budaya setempat dalam hubungan dengan upacara pemakaman dan peringatan arwah. Perlu suatu penelitian dan penilaian terhadap kebiasaan setempat sejauh mana cocok atau bertentangan dengan ajaran iman.
Misalnya tentang:
- Upacara memandikan dan mengapani jenasah;
- Upacara memasukkan jenasah ke dalam peti;
- Upacara pemberkatan jensah;
- Upacara perarakan ke kubur dan pemakaman;
- Upacara peringatan arwah (3,7,40,100,1000 hari sesudah kematian).
Makna liturgi pemakaman
1. Peringatan misteri Paska Kristus.
2. Memuliakan Allah dan bersyukur kepada-Nya.
3. Memohon kebahagiaan abadi bagi yang telah meninggal.
4. Mengalami persatuan dengan orang yang meninggal.
5. Menghibur keluarga yang berduka dan menguatkan iman umat.
6. Merupakan kesempatan untuk mewartakan dan menyaksikan iman akan Kristus dan harapan akan kebangkitan.
Tata Ibadah Pemakaman
A. Di Rumah (Rumah Duka) dan Perarakan ke Gereja
- Salam
- Perecikan, pendupaan jenasah (penaburan bunga atas jensah; pamitan dengan jenasah sesuai kebiasaan setempat).
- Penutupan peti jenasah diiringi doa atau lagu.
- Doa Pemimpin untuk orang yang meninggal dan untuk keluarga yang berduka.
- (Sambutan-sambutan sesuai kebiasaan setempat). Ajakan Pemimpin untuk menghantar jenasah.
- Perarakan jenasah ke gedung gereja (dapat diiringi doa dan lagu).
- Penjemputan/penerimaan jenasah di depan gereja.
- Perarakan ke dalam gereja diiringi nyanyian.
- Penutup.
B. Upacara di gereja
- PEMBUKAAN
2. Kata Pengantar oleh Pemimpin.
3. Tuhan kasihanilah kami.
4. Doa Pembukaan
- LITURGI SABDA
- LITURGI EKARISTI
- UPACARA PEMBERKATAN JENASAH DAN PERARAKAN KE KUBURAN
1. Pengantar oleh Pemimpin.
2. Perecikan dan pendupaan jenasah diiringi nyanyian.
3. Doa oleh Pemimpin.
4. (Sambutan-sambutan sesuai dengan kebiasaan setempat).
5. (Kesempatan melihat jenasah dan pamit).
6. Perarakan ke kuburan (diriirngi doa dan nyanyian).
C. Upacara di Kuburan
1. Kata Pengantar oleh Pemimpin.
2. Doa oleh Pemimpin
3. Bacaan.
4. Pemberkatan Makam.
5. Upacara Perpisahan:
* Peti jenasah dimasukkan ke dalam makam diiringi kata pengantar.
* Perecikan peti jenasah.
* (Pendupaan peti jenasah sesuai kebiasaan setempat).
* (Penaburan bunga atas peti jenasah sesuai kebiasaan setempat).
* Penaburan tanah ke atas peti jenasah. Hadirin dapat dipersilahkan untuk melakukannya.
* Pemimpin membuat tanda salib atas peti jenasah.
6. Doa Umat.
7. (Sambutan-sambutan).
8. Penutup.
0 komentar:
Posting Komentar