MENJADI SAKSI KRISTUS YANG HIDUP - MINGGU PASKAH III
Pendahuluan: Tema umum bacaan hari ini adalah tantangan untuk menyesuaikan hidup kita dengan kehadiran hidup Tuhan yang bangkit seiring dengan semakin hari kita semakin sadar akan kehadiran Roh Kudus-Nya di dalam diri kita dan di sekeliling kita. Kesadaran ini hendaknya memperkuat pengharapan kita akan janji-janji-Nya, membawa kita pada pertobatan sejati atas dosa-dosa kita dan pembaharuan hidup kita, serta menuntun kita untuk memberikan kesaksian tentang Kristus melalui karya amal kita. Bacaan tersebut juga mengingatkan kita bahwa tujuan penderitaan, kematian, dan Kebangkitan Yesus adalah untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.
Pelajaran Kitab Suci: Bacaan pertama, diambil dari Kisah
Para Rasul, memberikan kita khotbah kedua Petrus yang ditujukan kepada jemaat
Yahudi di Serambi Salomo di Yerusalem. Petrus dengan tegas menunjukkan
bagaimana nubuatan mesianis telah digenapi melalui Yesus yang disalib dan
bangkit serta menantang orang-orang Yahudi untuk bertobat dan berpaling kepada
Tuhan sehingga dosa-dosa mereka dapat dihapuskan. Dalam bacaan kedua, Yohanes
menjawab keraguan yang ditimbulkan oleh para bidat pada masanya, dengan menegaskan
doktrin dasar Kristen bahwa kematian Yesus adalah pengorbanan yang
dipersembahkan sebagai penebusan dosa-dosa kita. Injil hari ini menggambarkan
penampakan Yesus pada malam Kebangkitan-Nya kepada para rasul-Nya yang berada
di Ruang Atas yang terkunci, yaitu Senakel. Kita melihat Yesus menghilangkan
keraguan para rasulnya tentang Kebangkitan-Nya dengan mengundang mereka untuk
menyentuh-Nya dan dengan memakan sepotong ikan matang. Yesus menjelaskan
bagaimana nubuatan telah digenapi dalam dirinya. Kemudian dia menugaskan mereka
untuk memberikan kesaksian tentang Dia dan memberitakan “pertobatan dan
pengampunan dosa dalam nama-Nya” setelah menerima Roh Kudus.
Pesan-pesan kehidupan: 1) Kita perlu berbagi “Pengalaman
Ruang Atas” para rasul dalam Misa Kudus: Yesus yang sama, yang di Ruang Atas,
Ruang Senakel, mempersiapkan para murid untuk misi khotbah dan kesaksian
mereka, hadir bersama kita dalam perayaan Ekaristi. Dalam “Liturgi Sabda”
Allah, Yesus berbicara kepada kita. Dalam “Liturgi Ekaristi,” Yesus menjadi
makanan dan minuman rohani kita. Oleh karena itu, adegan Injil hari ini
diulangi setiap hari Minggu di altar paroki kita. Seperti para murid mula-mula,
kita berkumpul untuk bertobat dari dosa-dosa kita, mengungkapkan rasa syukur
kita atas berkat yang diterima, mendengarkan firman Tuhan, dan mempersembahkan
hidup kita kepada Tuhan bersama dengan permohonan kita dan pemberian-Nya berupa
Roti dan Anggur yang disucikan. Kita juga mengonsumsi makanan rohani yang Yesus
sediakan, sehingga memperoleh kekuatan yang diperlukan untuk membagikan pesan
Kristus kepada seluruh dunia, terutama dengan menjalani kehidupan Kristen yang
transparan. 2) Yesus membutuhkan kita sebagai saksi untuk melanjutkan misinya.
Yesus membutuhkan pengikut yang dipenuhi Roh untuk menjadi mata, telinga,
tangan, dan kaki-Nya, untuk memberikan kesaksian akan kasih, belas kasihan, dan
pengampunan-Nya melalui interaksi kita dengan saudara dan saudari kita. 3)
Kehidupan kita sehari-hari dimaksudkan sebagai sarana bagi kita untuk mengalami
dan membagikan kebangkitan Tuhan kepada orang lain. Sama seperti para murid
mengalami kebangkitan Tuhan dalam komunitas mereka, marilah kita belajar
mengenali kehadiran Yesus di rumah kita sendiri, pusat layanan sosial,
fasilitas perawatan, rumah sakit, tempat kerja, dan sekolah. Yesus ingin kita
menjadi sebuah komunitas yang berbagi dan peduli, sebuah komunitas yang tahu
bagaimana mengenali Yesus di antara orang-orang miskin, yang terpinggirkan,
yang sakit – yaitu semua orang.
0 komentar:
Posting Komentar