Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Sabtu, 06 April 2024

MINGGU PASKAH II: MENRIMA KERAHIMAN ILAHI

Pendahuluan: Bacaan hari Minggu ini menunjukkan kepada kita kebutuhan kita akan Kerahiman Ilahi Allah, yang dipersembahkan kepada kita melalui Sakramen Rekonsiliasi untuk pengampunan dosa-dosa kita, dan melalui setiap perayaan Sakramen-Sakramen (semuanya ditetapkan untuk menguduskan kita), ketika kita terimalah mereka dengan mempercayai Iman.

 

Doa pembukaan ditujukan kepada Bapa sebagai “Allah Pengampuni yang kekal.” Pada bagian pertama Mazmur Tanggapan (Mzm 118), kita mengulangi tiga kali, “kekal kasih setia-Nya untuk selama-lamanya!” Allah menyatakan belas kasihan-Nya, yang pertama dan terutama, dengan mengutus Putra tunggal-Nya untuk menjadi Juruselamat dan Tuhan kita melalui penderitaan, kematian, dan Kebangkitan-Nya.

 

Pelajaran dari Kitab Suci: Bacaan pertama (Kisah Para Rasul 2:42-47) menceritakan kepada kita bagaimana Gereja mula-mula bertumbuh setiap hari karena tindakan belas kasihan – berbagi, kasih agápe yang berkorban – yang dilakukan oleh umat Kristen mula-mula. Dalam bacaan kedua (1 Ptr 1:3-9), Santo Petrus memuliakan Allah, Bapa Yesus Kristus, karena telah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada kita dengan menganugerahkan Kebangkitan dari kematian dan Kenaikan mulia ke Surga kepada Putra-Nya Yesus, sehingga memberi kita jaminan kebangkitan kita sendiri. Injil hari ini dengan jelas mengingatkan kita tentang bagaimana Yesus menetapkan Sakramen Rekonsiliasi, sebuah sakramen Kerahiman Ilahi. Tuhan yang bangkit memberikan kepada para Rasul-Nya kuasa untuk mengampuni dosa dengan kata-kata, “Siapa yang kamu ampuni dosanya, maka dosanya telah diampuni, dan siapa yang dosanya tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh. 20:19-23). Menghadirkan pengakuan Iman terkenal Thomas yang ragu-ragu, “Tuhanku dan Allahku,” Injil ini menggambarkan bagaimana Yesus menunjukkan belas kasihan-Nya kepada rasul yang ragu-ragu dan menekankan pentingnya Iman bagi semua orang.

 

Pesan-pesan kehidupan: 1) Kita perlu menerima undangan Tuhan untuk merayakan dan mengamalkan belas kasihan dalam kehidupan Kristiani kita: Salah satu cara Gereja merayakan belas kasihan Tuhan sepanjang tahun adalah melalui Misa Kudus dan Sakramen Rekonsiliasi. Menyediakan waktu untuk Adorasi Sakramen Mahakudus adalah cara lain yang baik untuk menerima dan mengucap syukur atas Kerahiman Ilahi. Namun terutama melalui karya belas kasihan jasmani dan rohani kita mempraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari Kerahiman yang telah kita terima dan memenuhi syarat untuk menerima penghakiman penuh belas kasihan Tuhan.

 

2) Marilah kita memohon kepada Tuhan Iman yang berpuncak pada penyerahan diri kepada Tuhan dan menuntun kita untuk melayani orang-orang yang kita jumpai dengan kasih agape. Iman yang Hidup memampukan kita untuk melihat Tuhan yang bangkit dalam diri setiap orang dan memberi kita kesediaan untuk saling memberikan pelayanan penuh kasih. Para Bapa Rohani menetapkan cara-cara tradisional berikut ini untuk bertumbuh dalam Iman Rasul St. Thomas yang hidup dan dinamis: a) Pertama, kita harus mengenal Yesus secara pribadi dan intim melalui pembacaan Alkitab kita setiap hari dan secara meditatif. b) Selanjutnya, kita harus memperkuat Iman kita melalui doa pribadi dan doa bersama. c) Ketiga, kita harus mengambil bagian dalam Kehidupan Ilahi Yesus dengan sering menghadiri Sakramen Rekonsiliasi dan Ekaristi Kudus. St Teresa dari Kalkuta (Bunda Teresa) menyajikannya sebagai berikut: “Jika kita berdoa, kita akan percaya; jika kita percaya, kita akan mencintai; jika kita mencintai, kita akan melayani. Baru setelah itu kita mewujudkan kasih kita kepada Tuhan.”

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget