MINGGU PASKAH II: MENRIMA KERAHIMAN ILAHI
Pendahuluan: Bacaan hari Minggu ini menunjukkan kepada kita kebutuhan kita akan Kerahiman Ilahi Allah, yang dipersembahkan kepada kita melalui Sakramen Rekonsiliasi untuk pengampunan dosa-dosa kita, dan melalui setiap perayaan Sakramen-Sakramen (semuanya ditetapkan untuk menguduskan kita), ketika kita terimalah mereka dengan mempercayai Iman.
Doa pembukaan ditujukan kepada Bapa sebagai “Allah
Pengampuni yang kekal.” Pada bagian pertama Mazmur Tanggapan (Mzm 118), kita
mengulangi tiga kali, “kekal kasih setia-Nya untuk selama-lamanya!” Allah
menyatakan belas kasihan-Nya, yang pertama dan terutama, dengan mengutus Putra
tunggal-Nya untuk menjadi Juruselamat dan Tuhan kita melalui penderitaan,
kematian, dan Kebangkitan-Nya.
Pelajaran dari Kitab Suci: Bacaan pertama (Kisah Para Rasul
2:42-47) menceritakan kepada kita bagaimana Gereja mula-mula bertumbuh setiap
hari karena tindakan belas kasihan – berbagi, kasih agápe yang berkorban – yang
dilakukan oleh umat Kristen mula-mula. Dalam bacaan kedua (1 Ptr 1:3-9), Santo
Petrus memuliakan Allah, Bapa Yesus Kristus, karena telah menunjukkan belas
kasihan-Nya kepada kita dengan menganugerahkan Kebangkitan dari kematian dan
Kenaikan mulia ke Surga kepada Putra-Nya Yesus, sehingga memberi kita jaminan
kebangkitan kita sendiri. Injil hari ini dengan jelas mengingatkan kita tentang
bagaimana Yesus menetapkan Sakramen Rekonsiliasi, sebuah sakramen Kerahiman
Ilahi. Tuhan yang bangkit memberikan kepada para Rasul-Nya kuasa untuk
mengampuni dosa dengan kata-kata, “Siapa yang kamu ampuni dosanya, maka dosanya
telah diampuni, dan siapa yang dosanya tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh.
20:19-23). Menghadirkan pengakuan Iman terkenal Thomas yang ragu-ragu, “Tuhanku
dan Allahku,” Injil ini menggambarkan bagaimana Yesus menunjukkan belas
kasihan-Nya kepada rasul yang ragu-ragu dan menekankan pentingnya Iman bagi
semua orang.
Pesan-pesan kehidupan: 1) Kita perlu menerima undangan Tuhan
untuk merayakan dan mengamalkan belas kasihan dalam kehidupan Kristiani kita:
Salah satu cara Gereja merayakan belas kasihan Tuhan sepanjang tahun adalah
melalui Misa Kudus dan Sakramen Rekonsiliasi. Menyediakan waktu untuk Adorasi
Sakramen Mahakudus adalah cara lain yang baik untuk menerima dan mengucap
syukur atas Kerahiman Ilahi. Namun terutama melalui karya belas kasihan jasmani
dan rohani kita mempraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari Kerahiman yang
telah kita terima dan memenuhi syarat untuk menerima penghakiman penuh belas
kasihan Tuhan.
2) Marilah kita memohon kepada Tuhan Iman yang berpuncak
pada penyerahan diri kepada Tuhan dan menuntun kita untuk melayani orang-orang
yang kita jumpai dengan kasih agape. Iman yang Hidup memampukan kita untuk
melihat Tuhan yang bangkit dalam diri setiap orang dan memberi kita kesediaan
untuk saling memberikan pelayanan penuh kasih. Para Bapa Rohani menetapkan
cara-cara tradisional berikut ini untuk bertumbuh dalam Iman Rasul St. Thomas
yang hidup dan dinamis: a) Pertama, kita harus mengenal Yesus secara pribadi
dan intim melalui pembacaan Alkitab kita setiap hari dan secara meditatif. b)
Selanjutnya, kita harus memperkuat Iman kita melalui doa pribadi dan doa
bersama. c) Ketiga, kita harus mengambil bagian dalam Kehidupan Ilahi Yesus
dengan sering menghadiri Sakramen Rekonsiliasi dan Ekaristi Kudus. St Teresa
dari Kalkuta (Bunda Teresa) menyajikannya sebagai berikut: “Jika kita berdoa,
kita akan percaya; jika kita percaya, kita akan mencintai; jika kita mencintai,
kita akan melayani. Baru setelah itu kita mewujudkan kasih kita kepada Tuhan.”
0 komentar:
Posting Komentar