LGZdNWF7LWRaNat9MGJ9NaVcN6MkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

🖼️ Allah yang Tidak Boleh Digambar?

 

Apologi Ikonografi dan Kebuntuan Teologi Visual Protestan

1. Pendahuluan: Saat Allah Dianggap Terlalu Rohani untuk Menjelma

Protestan, dalam semangat reformasi abad ke-16, melemparkan tuduhan penyembahan berhala terhadap Gereja Katolik. Mereka menunjuk pada ikon, gambar kudus, patung, dan benda-benda suci sebagai bukti "agama rakyat yang tersesat". Namun di balik itu semua, tersimpan satu asumsi besar: bahwa Allah tidak boleh digambarkan.

Tapi jika Allah memang tidak boleh digambarkan, maka inkarnasi adalah penghujatan.


2. Inkarnasi Sebagai Dasar Ikonografi

Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, menampakkan wajah dan tubuh. Maka, kata Yohanes:

“Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itu yang kami beritakan” (1 Yoh 1:1–3).

Ini bukan hanya teologi. Ini adalah teologi visual. Para rasul mewartakan Yesus bukan sebagai konsep, tetapi sebagai Pribadi yang bisa dilihat, disentuh, dan diikuti.

Jika Allah pernah memperlihatkan wajah-Nya sendiri dalam sejarah, maka melukis-Nya adalah tindakan iman, bukan penyimpangan.


3. Kebuntuan Konsekuensial dalam Teologi Protestan

a. Mengabaikan Inkarnasi

Menolak semua bentuk visual karena takut menyembah berhala justru menyangkal inkarnasi Kristus secara implisit. Jika Allah pernah menjelma dalam rupa tubuh manusia, lalu mengapa manusia tak boleh menggambarkan-Nya?

Bukankah ini sama dengan mengatakan bahwa tubuh Kristus tidak cukup kudus untuk dikenang secara visual?

b. Kehampaan Estetik Iman

Dalam gereja-gereja Protestan radikal, tidak ada gambar, tidak ada simbol, tidak ada warna. Iman direduksi menjadi pikiran dan kata-kata, seolah Allah hanya dapat disembah dengan teks. Maka, ruang ibadah pun menjadi kosong — bukan karena kekudusan, tetapi karena ketakutan epistemologis terhadap dunia inderawi.

Ironisnya, ini adalah bentuk neo-gnostisisme: dunia fisik dianggap penghalang, bukan sarana rahmat.

c. Kemandulan Tradisi dan Kesaksian Sejarah

Protestan suka berkata: “Kami kembali ke gereja mula-mula.” Tapi mereka memotong jalur sejarah. Catacomb Kristen abad ke-2 sudah penuh gambar Kristus sebagai Gembala Baik. Apakah itu juga penyembahan berhala?

Jika ikon adalah sesat, mengapa Gereja selama 700 tahun pertama mempraktikkannya, termasuk para Bapa Gereja dan martir awal?


4. Latria, Dulia, dan Analisis Filosofis

Protestan sering menyamakan penghormatan (dulia) dengan penyembahan (latria). Tapi ini kesalahan logika kategori.

Menghormati foto ibu bukan berarti menyembah kertasnya.
Menghormati ikon bukan berarti menyembah kayu atau catnya.

Filosofi relasional Katolik menjelaskan bahwa penghormatan kepada ikon diarahkan kepada prototipe-nya, bukan pada materialnya. Ini sejalan dengan ontologi relasional, bukan materialisme naif.


5. Konsili Nicea II dan Kesatuan Gereja

Konsili Nicea II (787 M) membela penggunaan ikon sebagai alat bantu liturgi dan devosi, bukan sebagai pengganti Tuhan. Justru dengan ikon, umat diajak masuk dalam misteri ilahi yang tak terlihat lewat wujud yang kelihatan.

Menolak konsili ini berarti:

  • Memutuskan diri dari kesatuan Gereja universal

  • Mengklaim bahwa ribuan uskup dan Bapa Gereja tersesat

  • Menggantikan konsensus gerejawi dengan otoritas pribadi

Ini adalah konsekuensi individualisme teologis yang membuahkan ribuan denominasi, sebagaimana buah dari pohon yang dipisahkan dari akar sejarah.


6. Penutup: Allah yang Bisa Dilihat

Yesus berkata:

“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” (Yoh 14:9)

Jadi...
Allah tidak alergi terhadap citra.
Ia sendiri telah menampakkan Diri-Nya dalam rupa manusia.

Menolak ikon bukanlah tanda kesalehan. Dalam konsekuensinya, itu adalah penyangkalan terhadap kedagingan Kristus, sejarah Gereja, dan persekutuan para kudus. Dunia Protestan akhirnya kehilangan tubuh Kristus — secara visual, teologis, dan eklesial.


Epilog:

Ikon bukan berhala.
Yang berhala adalah ide bahwa Allah hanya bisa dijangkau dengan logika, bukan dengan kasih yang mengambil rupa.

Share This Article :
9000568233845443113