Efesus 2:8-9 adalah salah satu ayat “andalan” Protestan untuk membela doktrin sola fide:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Kalimat ini sering dijadikan bukti bahwa keselamatan adalah hanya oleh iman, terlepas dari perbuatan. Namun, benarkah Paulus sedang mengajarkan iman saja (faith alone)? Mari kita analisis secara mendalam—bukan dengan mengabaikan teks, tetapi justru dengan masuk ke dalam konteksnya.
1. Kesalahan Pola Argumentasi Umum
Sebagian Katolik menjawab dengan menunjuk ayat berikutnya, Efesus 2:10:
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik...”
Argumennya: karena ayat 10 menyebut pekerjaan baik, berarti ayat 8-9 juga melibatkan perbuatan dalam keselamatan. Tetapi jawaban ini lemah, karena memberi kesan Paulus saling kontradiksi—dalam ayat 8-9 menolak “pekerjaan”, tetapi ayat 10 menuntutnya. Paulus tentu konsisten: ia sedang bicara dua tahap berbeda—bagaimana kita dimasukkan dalam Kristus (melalui iman dan rahmat), dan bagaimana kita hidup dalam Kristus (melalui perbuatan baik). Maka fokus kita adalah memahami maksud frasa:
“supaya jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Apa arti “memegahkan diri” ini?
2. Apakah Paulus Bicara Soal Orang ‘Pamer’ di Hadapan Allah?
Protestan biasanya menafsirkan “memegahkan diri” sebagai kesombongan spiritual—seolah manusia bisa berkata kepada Allah: “Aku selamat karena usahaku sendiri.” Tetapi, logikanya goyah. Siapa yang akan berdiri di hadapan Allah dan berkata:
-
“Aku tidak butuh rahmat-Mu”?
-
“Aku hidup sempurna, Engkau berhutang menyelamatkan aku”?
Tidak realistis. Bahkan malaikat taat pun tidak pernah menyombongkan diri seperti itu. Jadi, jika Paulus melarang “boasting” (bermegah), maka objeknya bukan “pamer di hadapan Allah karena sempurna sendiri”, tetapi pamer kepada manusia lain tentang status istimewa yang dimiliki.
3. Bukti Konteks: Efesus 2:11-15
Perhatikan ayat berikutnya:
“Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu adalah orang-orang bukan Yahudi menurut daging... kamu pada waktu itu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel...” (Ef 2:11-12)
Kata “karena itu” menghubungkan ayat 11 dengan ayat 8-9. Paulus sedang menyinggung konflik Yahudi vs. bangsa-bangsa lain (Gentiles). Apa masalahnya? Orang Yahudi bermegah karena:
-
Mereka memiliki Hukum Musa,
-
Mereka disunat,
-
Mereka keturunan Abraham,
-
Mereka bagian dari Perjanjian Lama.
Dengan kata lain, “pekerjaan” (works) yang disebut Paulus di sini adalah praktik hukum Taurat (lih. Ef 2:15), yang menjadi “tembok pemisah” antara Yahudi dan non-Yahudi. Boasting di sini adalah kesombongan rasial-religius, bukan usaha “mencari keselamatan lewat amal moral”.
Ini sejalan dengan Roma 3:27-29:
“Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!... Bukankah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain?”
Dan Galatia 6:13-14:
“Mereka mau menyunatkan kamu supaya mereka dapat bermegah atas dagingmu.”
Jadi jelas: Paulus menolak gagasan bahwa keselamatan bergantung pada keistimewaan lahiriah atau ritual Taurat, karena Kristus telah merobohkan tembok itu dan menyatukan semua dalam satu tubuh.
4. Apa Artinya bagi Doktrin “Sola Fide”?
Protestan membaca ayat ini seakan Paulus berkata:
“Keselamatan = Iman saja + zero works whatsoever.”
Padahal, Paulus sedang berkata:
“Keselamatan tidak berasal dari privilese Yahudi atau ketaatan ritual Taurat, tetapi murni dari kasih karunia Allah yang menghapus segala tembok.”
Perbuatan yang dikecam bukanlah “perbuatan kasih” (charity), melainkan ‘works of the Law’ yang menjadi tanda identitas rasial. Itulah sebabnya Paulus dapat berkata di Roma 2:6:
“Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
dan di Galatia 5:6:
“Iman yang bekerja oleh kasih.”
Maka, ketika Protestan mengutip Efesus 2:8-9 untuk menghapus peran perbuatan dalam keselamatan, mereka mengimpor asumsi asing ke dalam teks, bukan menariknya dari teks.
5. Tafsir Katolik yang Koheren
Gereja Katolik memahami teks ini dalam dua tahap:
-
Awal keselamatan (justifikasi) adalah rahmat murni, diterima dengan iman, tanpa jasa sebelumnya (Trent, Decree on Justification).
-
Pertumbuhan dalam rahmat dan pemuliaan akhir melibatkan kerja sama manusia melalui perbuatan kasih (lih. Yak 2:24, Mat 25:31-46).
Dengan demikian, Efesus 2:8-9 tidak meniadakan perbuatan sama sekali, tetapi menolak gagasan bahwa privilese hukum Yahudi atau usaha manusia tanpa rahmat dapat menyelamatkan.
Kesimpulan: Senjata Makan Tuan
Efesus 2:8-9 bukan bukti sola fide, tetapi justru:
-
Menegaskan primasi rahmat,
-
Menolak etnosentrisme religius,
-
Mengajarkan iman yang membuahkan kasih (Ef 2:10).
Jika Protestan ingin menjadikan ayat ini sebagai “peluru emas” untuk sola fide, mereka harus menyingkirkan seluruh konteks ayat 11-15 dan seluruh pemikiran Paulus tentang perbuatan kasih. Inilah jebakan hermeneutis terbesar mereka: teks yang dipakai untuk mematikan Katolik justru menghancurkan tafsir mereka sendiri.
Referensi Kitab Suci Kunci
-
Ef 2:8-15
-
Roma 3:27-30; 4:1-3
-
Galatia 5:6; 6:13-15
-
Yakobus 2:24