Cerita dan refleksi seputar rutinitas harian seorang imam katolik. Viva Christo Rey!

Jumat, 08 November 2013

Cara Melaksanakan Tugas Liturgi sebagai Organis Gereja

Menjadi Organis di Gereja berarti menjadi petugas liturgi. Kita menjalankan tugas pertama-tama untuk melayani Tuhan dan umat-Nya, demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan. Saya sangat tidak setuju dengan kasus di mana ada anggota koor yang menyewa organis yang bukan beragama Katolik untuk mengiringi Misa/Ibadat devosi lainnya.

Catatan ini berasal dari pengalaman saya sebagai organis. Saya sharingkan di sini untuk mengingatkan kembali kita semua, terutama bagi para organis pemula,  tentang bagaimana menjadi organis Gereja yang baik, dan yang tidak bertentangan dengan pedoman Liturgi Gereja.

1. Datang lebih dahulu sebelum misa/ibadat dimulai. Akan sangat mengganggu kalau umat sudah memulai dengan ibadat dan petugasnya muncul dengan tergopoh-gopoh, langsung mengejar nyanyian umat dengan iringan organ. Sambil menunggu waktu mulainya ibadat, Anda bisa memainkan lagu-lagu instrumental.

2. Berdoa sebelum memainkan organ. Tak perlu panjang-panjang. Saya suka menyapa St Caecilia, pelindung koor dan Organis Gereja.  

3. Kenali tema dan corak ibadat yang mau dirayakan. Misa  atau ibadat devosional (Rosario, jalan Salib)? Masa Adven dan Prapaskah tentu berbeda dengan Natal dan Paskah. Demikian juga, misa/ibadat syukur dengan misa/ibadat arwah. Hal ini akan membantu dalam pemilihan register dan lagu-lagu. Menurut pengalaman saya, kadang-kadang kita juga harus menjadi dirigen sekaligus. Dalam hal ini, aba-abanya berdasar pada tekhnik memainkan organ.

3. Selalu ingat bahwa tugas kita adalah mengiringi nyanyian umat dan nyanyian koor. Usahakan agar bunyi organ tidak menutupi suara umat atau koor. Waktu memberi intro, volumenya bisa lebih keras namun setelah umat ikut bernyanyi, segera turunkan volume suara organ. Dalam hal ini, organ dengan pedal volume akan lebih efektif daripada organ dengan pengaturan volume manual.

4. Memberikan nada dasar yang tepat untuk pemimpin ibadat. Dalam kegiatan ibadat beberapa bagian dinyanyikan oleh pemimpin ibadat: misalnya Tanda Salib, Ajakan Berdoa, Prefasi Misa, dsb. Berikan intro singkat dengan nada dasar yang sesuai. Untuk pemimpin/ imam, nada dasar biasanya berkisar pada E – G. Untuk itu bila dirasa perlu hubungi pemimpin ibadat sebelum ibadat dimulai.

5. Ketika Misa/ibadat selesai, bisa dimainkan lagu-lagu intrumental mengiringi keluarnya umat dari Gereja. Ini sangat membantu untuk menutupi kebisingan atau crowd noise. Yah, lagu instrumentalia gerejawi/rohani, bukan yang dari Gun’s Roses.

Selain itu kita juga perlu berlatih secara tetap dan teratur. Jangan merasa semuanya sudah selesai setelah kita dipercaya untuk mengiringi dalam ibadat. Di luar jam ibadat, sediakan waktu luang untuk berlatih. Asah dan kembangkan terus kemampuan yang kita miliki. Bukankah ketrampilan bermain organ itu suatu talenta? Sebenarnya ketika kita berhenti memainkan organ, saat itu kita BUKAN organis.

Nah, saya pikir cukup dulu beberapa hal ini. Bagaimana menurut Anda?

Rabu, 20 Februari 2013

Jadwal Misa Gereja Kristus Raja Katedral Kupang


Gereja Katolik Kristus Raja Kupang adalah sebuah gereja yang letaknya sangat strategis. Terletak di jantung kota Kupang persisnya di Jl. Soekarno No 1 Bonipoi. Gereja ini berseberangan dengan Gedung Bank Indonesia Kupang dan mudah diakses dari berbagai penjuru di Kota Kupang. Dulu, Gereja ini dikenal dengan nama Gereja Bonipoi. Setiap hari Minggu, gereja ini selalu dipadati umat yang datang untuk menghadiri perayaan Ekaristi. Ternyata banyak umat yang bukan warga Paroki Katedral sering beribadah di situ. Di banding dengan Gereja lainnya di Kota Kupang, Gereja ini dapat ditempuh hanya dengan sekali naik bemo, dan langsung turun di halaman Gereja. Untuk mencapai Gereja Sancta Familia Sikumana misalnya setelah naik bemo kau harus berjalan kaki atau naik ojek sejauh 800 m. Tak heran kalau anak kos-kosan mahasiswa lebih sering memilih Katedral sebagai tempat merayakan ekaristi, kendati wilayah tinggalnya merupakan wilyah paroki lainnya.


Oke, bagi yang ingin mengetahui jadwal kegiatan (khususnya kegiatan liturgi) di wilayah Paroki Katedral, ini jadwalnya:


Jadwal Misa Gereja Katedral Kupang

1. Misa Harian: jam 05.30

2. Misa Hari Minggu:
Misa Sabtu jam 16.30
Misa I jam 06.00
Misa II jam 07.30
Misa III jam 09.00
Misa IV jam 16.30
Misa V jam 18.00


3. Misa Jumat Pertama tiap bulan jam 17.00,dilanjutkan dgn Salve.

4. Pembinaan Misdinar Selasa-Kamis jam 16.30

5. THS-THM setiap Rabu dan Jumat jam 16.00

6. Misa Hari Minggu di stasi
Stasi St. Antonius Kelapa Lima jam 07.00
Stasi Sta. Maria Fatima Perumnas jam 07.30


Senin, 18 Februari 2013

Doa Bapa Kami: Sebuah Doa yang Agung dan Indah

Ada dua hal yang menghambat hubungan manusia dengan Tuhan: gambaran yang buruk tentang diri dan gambaran yang buruk tentang Tuhan. Dalam konteks yang seperti ini, sekalipun seseorang menyebut Allah sebagai Bapa, dia akan tetap menjaga jarak, karena adanya semacam ketakutan bawah sadar akan Allah. Karena adanya penjarakan ini orang itu tak pernah mengalami belaskasih dan kemurahan Allah sebagaimana dinyatakan melalui doa yang diajarkan Yesus.

Yesus meminta kita untuk menyapa Allah dengan, ”Bapa Kami yang ada di surga”, lalu mengemukakan kepadanya segala kebutuhan kita. Yesus mau kita mengawali doa kita ini dengan kepentingan Tuhan sendiri: Namanya, Kerajaannya, Kehendaknya sehingga dengan demikian permohonan kita tidak menjadi egosentrik – berpusat pada diri sendiri.


Tentang Doa ini, Kompendium KGK menulis sbb:
Doa Tuhan terdiri dari tujuh permohonan kepada Allah Bapa. Tiga yang pertama lebih teologal,membawa kita kepada Allah,untuk Kemuliaan-Nya:Itulah ciri khas cinta yakni pertama-tama mereka yang dicintai. ketiga Permohonanyang pertama ini menyarankan apa yang seharusnya secara khusus kita mohon kepada-Nya: pengudusan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dam terlaksana kehendak-Nya. Keempat permohonan yang terakhir mempersembahkan kepada Bapa yang maharahim, kemalangan dan harapan kita. Yang dimohon dari-Nya ialah: memberi rezeki, mengampuni kita,serta menopang kita dalam pencobaan, dan membebaskan kita dari yang jahat. [587]

Doa Bapa Kami merupakan ”ringkasan dari seluruh Injil” (Tertullianus), “doa yang sempurna” (Santo Thomas Aquinas). Doa yang ditempatkan tengah-tengah Khotbah di Bukit (Mat 5-7) ini menyajikan inti esensial Injil dalam bentuk doa. Doa Bapa Kami disebut “Oratio Dominica”, yaitu Doa Tuhan, karena doa ini telah diajarkan kepada kita oleh Tuhan Yesus sendiri.[579-580]

Karena diajarkan oleh Yesus sendiri tentu saja Bapa Kami adalah Firman Tuhan sendiri. Tentang Firman Allah, Nabi Yesaya berkata: Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya [55:11-12]

Hal ini berarti kalau kita berdoa Bapa Kami, sebenarnya kita sedang mengakses/ memegang suatu kekuatan yang perkasa. Ada jaminan bahwa Allah akan menganugerahi kita kebutuhan-kebutuhan mendasar kita, dia akan mengampuni kita sebagaimana kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, dan tidak akan menguji kita melampaui ketahanan kita.

Agar supaya Doa Bapak Kami menjadi sungguh berdaya guna, dari pihak kita, perlu ada iman bahwa Allah adalah benar-benar Bapa kita. Benar, bahwa kita adalah anak-anak angkat Allah. Namun perihal pengangkatan ini bukan suatu perkara hukum. Hubungan antara anak angkat dan orangtua angkat [manusiawi] bisa diusahakan sedemikian rupa sehingga si anak mampu mengalami hal yang sama dengan anak kandung; namun bagaimanapun juga tetaplah BUKAN anak kandung. Dipaksa bagaimanapun tidak bisa.

Sementara “adopsi” dalam hubungan Allah dengan kita, berbeda dengan orangtua asuh manusiawi. Kita ini memang benar-benar anak Allah. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

Kita dapat menyapa Allah sebagai "Bapa", karena Putera-Nya yang menjadi manusia telah mewahyukan-Nya kepada kita dan karena Roh-Nya memperkenalkan-Nya kepada kita. Kita percaya, bahwa Yesus adalah Kristus dan bahwa kita dilahirkan dari Allah (bdk 1 Yoh 5:1). Dengan demikian Roh Putera mengikutsertakan kita dalam hubungan pribadi Putera dengan Bapa-Nya (bdk Yoh 1:1). Manusia tidak dapat membayangkan itu, malaikat tidak dapat menduganya.

Karena terlalu sering didoakan "di luar kepala", keagungan dan keindahan doa "Bapa Kami" mungkin sudah "dilupakan" oleh sebagian besar anggota Gereja. Untuk itu baiklah kita berusaha mendoakannya dengan penuh penghayatan iman. Sebab doa yang baik adalah doa yang diucapkan bukan hanya dengan "bahasa roh", tetapi juga dengan "akal budi" (bdk 1 Kor 14:15). Dan doa yang lahir dari iman dan dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya (bdk Yak 5:15-16). Jika demikian, mengapa doa "Bapa Kami" yang diajarkan sendiri oleh Sang Juruselamat disia-siakan? Adakah doa yang lebih agung dan indah daripada doa "Bapa Kami"?!

Semoga!

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget